Sabtu 16 Nov 2024 13:00 WIB

Jeritan Profesor Palestina tentang Derita dan Kebiadaban di Sana

Rakyat Palestina mengalami penderitaan dan kebiadaban yang sangat pedih.

Warga Palestina memeriksa sisa-sisa bangunan yang hancur pasca serangan udara Israel di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, 25 Oktober 2024.
Foto: EPA-EFE/HAITHAM IMAD
Warga Palestina memeriksa sisa-sisa bangunan yang hancur pasca serangan udara Israel di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, 25 Oktober 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dengan pandangan mata yang nanar Guru Besar Universitas Islam Gaza, Profesor Mahmoud H. Anbar, menceritakan kondisi di Jalur Gaza saat ini yang sangat mengenaskan.

Akademisi itu menceritakan betapa tempatnya bekerja sudah luluh lantak akibat serangan tentara zionis Israel yang menjajah Palestina secara brutal.

Baca Juga

Target zionis bukan hanya kelompok perjuangan, nyatanya tentara menyerang anak-anak, perempuan, tempat tinggal sipil, sekolah, bahkan rumah sakit.

Mahmoud menjadi saksi hidup bahwa rakyat Palestina dibuat sengsara, dan disiksa secara keji. Dia mengungkap betapa negaranya berubah menjadi porak poranda akibat penjajahan zionis yang semakin biadab sejak Operasi Badai Al Aqsa yang diklaim dilakukan oleh kelompok pejuang Palestina, Hamas, pada 7 Oktober tahun lalu.

Bahkan setahun setelahnya, kekejaman Israel semakin menjadi-jadi dengan alasan ingin membersihkan Hamas hingga ke akar rumput dan mencari sejumlah tawanan yang diklaim dibawa oleh kelompok tersebut.

Sementara jumlah masyarakat Palestina yang ditawan oleh penjajah pimpinan Benjamin Netanyahu menurut data di laman Pusat Informasi HAM Israel mencapai 9.440 warga Palestina pada Juni 2024.

Namun menurut data pemerintah Palestina, sejak Oktober 2023 hingga November 2024, sebanyak 11.600 warga Palestina dari Tepi Barat ditahan dalam penjara Israel.

Mahmoud menceritakan dirinya dan keluarga keluar dari Gaza ketika pintu perbatasan Palestina-Mesir di Raffah belum ditutup. Untuk mengungsi pun dia membutuhkan biaya yang cukup besar hingga puluhan juta rupiah.

Dia hanya bisa meratapi nasib tempat kelahirannya saat ini yang hancur lebur dibombardir oleh zionis.

Indonesia pun dipuji Mahmoud bahwa negara Asia Tenggara itu begitu terkenal di antara masyarakatnya.

Warga Palestina telah mengenal Indonesia sejak zaman kemerdekaan RI dan hingga saat ini Indonesia terus bersuara lantang memperjuangkan kedaulatan negaranya.

Sikap Indonesia

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement