Jumat 01 Nov 2024 00:17 WIB

Di Balik Rahasia Umat Rasulullah Terhindar dari Azab Seperti Umat Nabi Sebelumnya

Pada kaum Muslimin, musibah datang sebagai ujian untuk mengangkat derajat mereka.

Di Balik Rahasia Umat Rasulullah Terhindar dari Azab Seperti Umat Nabi Sebelumnya/Pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah - Buya Yahya
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Di Balik Rahasia Umat Rasulullah Terhindar dari Azab Seperti Umat Nabi Sebelumnya/Pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah - Buya Yahya

REPUBLIKA.CO.ID, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah, KH Yahya Zainul Ma'arif menjelaskan mengenai pertanyaan yang sering muncul terkait mengapa umat Nabi Muhammad SAW tidak dihukum langsung oleh Allah SWT, seperti yang dialami oleh umat-umat terdahulu. Hal ini merupakan salah satu keutamaan dan kemuliaan yang diberikan Allah kepada umat Nabi Muhammad SAW. 

Allah SWT menceritakan dalam Alqur'an tentang bagaimana umat-umat terdahulu dihukum secara langsung ketika melakukan dosa besar, seperti kaum Nabi Luth yang dihancurkan karena perilaku maksiatnya. Namun, umat Nabi Muhammad memiliki keistimewaan khusus, yaitu Allah SWT tidak segera menimpakan azab di dunia atas dosa-dosa yang dilakukan oleh umat ini.

Baca Juga

Sebagai gantinya, umat Nabi Muhammad diberikan kesempatan untuk bertobat, memperbaiki diri, dan kembali ke jalan yang benar. Buya Yahya menekankan, ada dua jenis umat Nabi Muhammad SAW, yaitu umat dakwah dan umat yang diseru. 

Umat dakwah adalah mereka yang belum menerima ajaran Islam namun telah mendengar dakwahnya, sedangkan umat yang diseru adalah yang telah menerima dan mengamalkan ajaran Islam. Kedua jenis umat ini memiliki keistimewaan dalam pandangan Allah SWT, di mana mereka tidak diberikan hukuman langsung meskipun melakukan dosa.

Sebaliknya, Allah SWT memberikan mereka waktu dan kesempatan untuk bertobat. Contoh keistimewaan ini dapat dilihat pada peristiwa ketika Nabi Muhammad SAW berdakwah di Thaif dan disambut dengan lemparan batu serta cacian oleh penduduk setempat.

Meskipun Nabi Muhammad SAW menderita, beliau tetap menunjukkan kesabaran dan tidak berdoa agar azab turun kepada mereka. Bahkan, ketika malaikat menawarkan untuk menimpakan gunung kepada penduduk Thaif, Nabi menolaknya, berharap agar dari keturunan mereka akan lahir orang-orang yang beriman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement