REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA —Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) kembali memberangkatkan Emergency Medical Team (EMT) keenam untuk bertugas di Jalur Gaza, Palestina. Tim EMT MER-C ini terdiri dari lima orang relawan yang diberangkatkan dalam dua tahap.
Tahap pertama yang berangkat pada Sabtu (26/10/2024) lalu yaitu Dokter Bedah dr. Faradina Sulistiyani, Dokter Kandungan dr. Regintha Yasmeen, dan satu perawat Nadia Rosi. Sementara itu, relawan yang berangkat pada tahap kedua pada Selasa (29/10/2024) yaitu Dokter Bedah dr. Taufiq Nugroho dan Perawat Kamal Putra Pratama.
Saat ini, tiga relawan yang berangkat pada tahap pertama sudah tiba di jalur Gaza. Sementara, dua relawan lainnya tiba di Amman, Yordania, menunggu persetujuan izin masuk Gaza yang difasilitasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Saat melepas keberangkatan Tim di Bandara Soekarno-Hatta, Ketua EMT MER-C, dr. Arief Rachman mengatakan, situasi di Jalur Gaza selama satu bulan terakhir ini semakin memburuk, karena tidak adanya kepastian upaya kemanusiaan yang bisa diterapkan secara efektif di seluruh jalur Gaza.
Dia menegaskan, MER-C berkomitmen untuk terus mengirimkan tim medis. “Terlepas dari situasi yang berkembang saat ini, MER-C masih konsisten mengirimkan tim medis dalam koridor WHO. Situasi saat ini dengan banyaknya rumah sakit yang terpaksa tidak beroperasi karena keterbatasan dokter, medis dan obat-obatan, kita akan tetap memberikan support, memberikan yang terbaik yang bisa kita berikan,” ujar dr Arief dalam siaran pers yang diterima Republika, Rabu (30/10/2024).
Dengan adanya tim medis di Gaza, dia berharap bisa mendorong pasokan obat-obatan dan alat kesehatan. Karena, menurut dia, warga Gaza masih banyak yang membutuhkan bantuan.