Kamis 17 Oct 2024 17:14 WIB

Nabi Diutus untuk Memperbaiki Akhlak Manusia

Rasulullah SAW merupakan contoh paripurna akhlak yang mulia.

ILUSTRASI Rasulullah SAW.
Foto: dok publicdomainpictures
ILUSTRASI Rasulullah SAW.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam menempatkan akhlak dalam posisi penting yang harus dipegang teguh para pemeluknya. Bahkan, tiap aspek dari ajaran Islam selalu berorientasi pada pembinaan akhlak yang mulia (akhlakul karimah).

"Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia," demikian sabda Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga

Bahkan, dalam menilai keimanan seseorang, kita juga diminta untuk menilai bagaimana akhlak yang bersangkutan. Pesan Nabi saw, ''Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.''

Untuk mengembalikan akhlak masyarakat, seperti yang diajarkan oleh agama, perlu kiranya mencontoh perilaku hidup Nabi Muhammad SAW. Di dalam Alquran sendiri, kita dapati begitu banyak ayat yang berbicara masalah akhlak.

Dalam sejarah Islam, kita dapat menemui begitu mulia dan tingginya akhlak para pengikut Nabi berkat gemblengan beliau. Sehingga, Allah sendiri memuji nilai moral dan akhlak mereka. Pujian kepada para pendahulu Islam itu, oleh Husein Haekal, penulis Sejarah Muhammad berdasarkan ayat-ayat Alquran digambarkan sebagai berikut.

"Mereka lebih takut kepada Allah daripada yang lain. Mereka inilah orang-orang yang punya harga diri. Sungguh pun begitu mereka sangat rendah hati. Mereka orang-orang yang dapat dipercaya, yang dapat menepati janji bila berjanji. Orang-orang yang sabar, dan bila mendapatkan musibah akan berkata: Kami kepunyaan Allah dan pada-Nya akan kembali."

"Tidak ada di antara mereka yang berjalan di muka bumi dengan membuang muka dan sikap congkak. Tuhan menjauhkan mereka dari sifat serakah dan kikir. Mereka tidak mau menyebarkan perbuatan-perbuatan keji di kalangan orang-orang beriman."

'Alquran berjalan'

Hisyam bin Amir pernah bertanya kepada Aisyah RA tentang akhlak Rasulullah SAW. Ummul mukminin 'Aisyah menjawab, "Akhlak Nabi SAW adalah Alquran" (HR Muslim).

Sungguh, jawaban 'Aisyah ini singkat, tetapi sarat makna. Ia menyifati Rasulullah SAW dengan satu sifat yang dapat mewakili seluruh sifat yang ada. Memang tepat, akhlak Nabi SAW adalah Alquran.

Allah SWT berfirman, yang artinya, "...Alquran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus..." (QS. Al-Israa': 9).

"(Yang) memberi petunjuk kepada (jalan) yang paling lurus..." (QS al-Jinn: 2).

Akhlak Nabi SAW adalah Alquran--kitab suci yang disifati dengan firman Allah, "...tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa" (QS al-Baqarah: 2).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement