Jumat 18 Oct 2024 06:00 WIB

Berbekal Moderasi Beragama, Guru Sebarkan Tradisi Toleransi ke Siswa

Moderasi beragama menguatkan masyarakat untuk cinta Tanah Air.

Ilustrasi kegiatan wasathiyah (moderasi beragama).
Foto: Universitas Muhammadiyah Jakarta
Ilustrasi kegiatan wasathiyah (moderasi beragama).

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Kantor Wilayah Kementerian Agama Kalimantan Selatan menguatkan penyebaran moderasi beragama ke masyarakat lewat gerakan puluhan penyuluh agama hingga kelompok kerja guru- musyawarah guru mata pelajaran atau KKG-MGMP lintas agama di kabupaten/kota.

Kepala Kanwil Kemenag Kalsel H Muhammad Tambrin di Banjarmasin, Selasa mengatakan, para penyuluh agama termasuk pengawas dan KKG-MGMP lintas agama merupakan garda terdepan Kementerian Agama RI yang berhadapan langsung dengan masyarakat.

Baca Juga

Sehingga, lanjut dia, peran mereka di lapangan sangat penting melanjutkan penyebaran pesan-pesan dan nilai-nilai moderasi beragama yang digariskan pemerintah.

Moderasi beragama adalah meyakini kebenaran agama sendiri “secara radikal” dan menghargai, menghormati penganut agama lain yang meyakini agama mereka, tanpa harus membenarkannya.

Pengetahuan ini, ucap Tambrin, harus dikuasai penyuluh agama, pengawas dan KKG-MGMP dengan baik, karenanya Kemenag Kalsel menggelar seminar yang berkaitan hal tersebut pada 14 Oktober 2024 di Banjarmasin.

Menurut Tambrin, kegiatan ini bertujuan untuk penambahan wawasan, memperkuat komitmen dan merumuskan langkah-langkah konkret untuk membawa pesan-pesan moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan kerja, pendidikan maupun di masyarakat luas.

Apalagi di masa politik atau pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak tahun 2024 ini, kata Tambrin, semua harus bisa berlaku netral dan tidak melakukan politik praktis.

"Bahkan sampai di media sosial harus bersikap netral," ujarnya.

Sikap ini, kata Tambrin, ingin menunjukkan bahwa kementerian agama berada di tengah untuk kedamaian di tengah masyarakat pada pesta demokrasi ini.

Karena dia meminta para peserta seminar ini sebagai momentum untuk memperkuat sinergi dalam membangun masyarakat yang lebih damai, rukun dan harmonis di bawah payung nilai-nilai moderasi beragama.

"Kita harus menjaga dengan baik kedamaian di daerah kita ini, meskipun ada perbedaan, baik suku, agama hingga pilihan politik, tetap kita bersatu pada nilai-nilai moderasi beragama," demikian kata Tambrin.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement