Kamis 10 Oct 2024 09:11 WIB

Mendoakan Azab Turun, Benarkah Nabi Nuh tidak Sabar?

Alquran memuat teks doa yang dipanjatkan Nabi Nuh AS.

ILUSTRASI Situs di negara Azerbaijan yang disebut sebagai makam Nabi Nuh.
Foto:

Kaum Nuh bahkan menolak seruannya dengan menutupi telinga dan wajah mereka. Tindakan ini menunjukkan penolakan yang ekstrem terhadap ajaran yang disampaikan sang nabiyullah.

"Setiap kali aku menyeru mereka agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinga dan menutupkan bajunya" (QS. Nuh: 8)

Allah kemudian mengungkapkan kepada Nabi Nuh bahwa tidak ada lagi dari kaumnya yang akan beriman. Ini merupakan momen sulit bagi sang nabi, tetapi ia tetap mengikuti perintah Rabb semesta alam.

"Dan diwahyukan kepada Nuh, bahwasanya sekali-kali tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang telah beriman" (QS Hud: 36)

Mendengar wahyu ini, Nabi Nuh menyadari bahwa azab-Nya sudah dekat. Ia pun berdoa kepada Allah agar tidak menyisakan orang-orang kafir.

"Rabb-ku, jangan engkau sisakan seorang pun orang kafir di atas bumi ini" (QS Nuh: 26).

Dalam sejarah, ketika sebuah kaum melampaui batas, Allah menurunkan adzab di dunia. Contohnya, kaum ‘Ad yang dihancurkan dengan angin topan, dan umat Nabi Luth yang dibinasakan dengan hujan batu api. Namun, umat Nabi Muhammad SAW mendapatkan kesempatan untuk bertobat, dengan azab yang ditunda hingga akhirat.

Kaum Nabi Nuh diazab dengan datangnya air bah yang luar biasa besar. Hamparan tanah berubah membentuk lautan yang sangat luas.

"Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung" (QS Hud: 42).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement