Kamis 03 Oct 2024 13:20 WIB

Penjelasan MUI Anugerahkan Peace Mujahid dan Mujahidah Award ke JK dan Retno

Neo-imperialisme mulai tergugat secara global.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Logo MUI
Logo MUI

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar Penganugerahan MUI Peace Mujahid Award dan MUI Diplomacy Mujahidah Award di Jakarta pada Kamis (3/10/2024). MUI Peace Mujahid Award dianugerahkan kepada bapak Dr (HC) H Muhammad Jusuf Kalla (JK) dan MUI Diplomacy Mujahidah Award dianugerahkan kepada ibu Retno Marsudi.

Ketua Komite Pengarah Panitia Penganugerahan Penghargaan MUI, Prof Sudarnoto Abdul Hakim mengatakan, MUI Insya Allah telah beritikad dan bermufakat menganugerahkan penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi tinggi atas kontribusi kongkret mereka dalam dunia diplomasi untuk menciptakan perdamaian. Perjuangan mereka adalah contoh kongkret diplomasi wasatiyatul Islam sebagaimana yang diperjuangkan MUI selama ini. 

Baca Juga

"Kami berkeyakinan bahwa kehadiran dan kiprah mereka memberikan dampak bagi Indonesia dan komunitas internasional," kata Prof Sudarnoto dalam sambutannya di acara MUI Peace Mujahid Award dan MUI Diplomacy Mujahidah Award, Kamis (3/10/2024)

 

Ia menyampaikan, kedua tokoh ini (Jusuf Kalla dan Retno Marsudi) adalah contoh nyata dari kepemimpinan yang berbasis pada prinsip-prinsip perdamaian, dialog dan ketulusan. Mereka telah menunjukkan bahwa diplomasi bukan hanya soal negosiasi, tetapi juga tentang memahami perspektif dan kepentingan berbagai pihak dan niat tulus untuk mengimplementasikan secara nyata. Melalui pendekatan yang inklusif, konstruktif, dan humanis, mereka berhasil menjadi jembatan yang menghubungkan berbagai bangsa.

 

Di saat tantangan dan problem global semakin kompleks dan bahkan telah mendorong terjadinya krisis multi-dimensional yang sangat mengkhawatirkan seperti pemanasan global, bencana alam, kemiskinan, pertentangan politik dan primordial yang semakin ekskalatif, dan genosida maka kontribusi bapak Jusuf Kalla dan ibu Retno Marsudi terasa semakin relevan.

 

"Pada saat kepedihan atau kesengsaraan dan bahkan mungkin keputusasaan yang dialami oleh sebagian penduduk dunia terjadi sebagai akibat dari ketidakadilan global dan ekstrimisme, maka kehadiran dan ketokohan bapak Jusuf Kalla dan ibu Retno Marsudi memperoleh maknanya. Mereka berdua hadir dan terus bergerak ke berbagai penjuru dunia dengan penuh dedikatif memberikan solusi untuk menciptakan perdamaian dan menjunjung tinggi martabat dan kedaulatan kemanusiaan," ujar Prof Sudarnoto.

 

Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional ini menegaskan, tidak berlebihan untuk menegaskan bahwa masyarakat dunia sebetulnya membutuhkan pemimpin seperti bapak Jusuf Kalla dan ibu Retno Marsudi. Mereka pemimpin yang berbicara tentang perdamaian dan kemanusiaan sekaligus berjuang untuk mewujudkannya secara nyata.

 

Karena itulah mereka berdua hadir secara tulus dan berani di tengah-tengah konflik di manapun dibutuhkan untuk menawarkan Islah menghentikan permusuhan (resolusi damai atas konflik), membangun perdamaian sejati (peace making), dan melindungi sekaligus mengangkat martabat kedaulatan dan kemerdekaan manusia sebagaimana yang sebetulnya diajarkan oleh ajaran Islam.

 

"MUI berpandangan bahwa bapak Jusuf Kalla dan ibu Retno Marsudi sebagai orang yang taat beragama berkeyakinan bahwa Islam mengajarkan nilai-nilai luhur yang sangat bermanfaat dalam membangun hubungan antar warga dan negara yang damai, masyarakat yang egaliter, berkeadilan, dan sejahtera," ujar Prof Sudarnoto.

Prof Sudarnoto menambahkan, kiprah kepejuangan diplomatik mereka sebagai orang yang taat beragama, cinta damai dan kemanusiaan telah menempatkan bangsa dan negara Indonesia dalam posisi terhormat secara internasional. Disamping itu, yang sangat penting adalah bahwa ketulusan perjuangan bapak Jusuf Kalla dan ibu Rerno Marsudi telah menyadarkan kita semua bahwa dunia sekarang ini sedang tidak baik-baik saja. Karena itu, membutuhkan sebuah kesadaran dan spirit baru untuk berjuang melakukan perubahan penting agar dunia ke depan menjadi semakin bermartabat penuh rahmat.

 

"Saat ini sudah mulai terasa bahwa ketidak adilan global, supremasisme dan superioriti, ekstrimisme dalam berbagai bentuknya, dan neo-imperialisme mulai tergugat secara global. Aliansi global di kalangan banyak negara dunia dan masyarakat sudah mulai bergerak dan menguat, mengkoreksi total tatanan dunia yang semakin tidak adil, dan tidak berkeadaban," jelas Prof Sudarnoto.

Ia mengatakan, dalam konteks inilah bapak Jusuf Kalla dan ibu Retno Marsudi terus merakit asa diplomatik untuk dunia yang damai, sejahtera, berkeadaban di bawah lindungan dan ridho Allah SWT. Karena itu pulalah maka MUI berketatapan untuk menganugerahkan penghargaan sebagai rasa syukur dan apresiasi tinggi atas jasa mereka yang kongkrit.

 

Bagi MUI, dikatakan Prof Sudarnoto, bapak Jusuf Kalla adalah Mujahid dan ibu Retno Marsudi adalah Mujahidah yang melakukan tugas-tugas dakwah amar ma’ruf nahi munkar bidang diplomasi dan perdamaian dunia, untuk mewujudkan cita-cita membangun kerahmatan di alam (rahmatan lil alamin).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement