Jumat 27 Sep 2024 23:43 WIB

Republika Gelar FGD Peringatan Satu Tahun Serangan Israel ke Gaza

Palestina akan terus mendapatkan dukungan internasional.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Erdy Nasrul
Suasana Focus Group Discussion (FGD) Strategi Komunikasi Peringatan Satu Tahun Serangan Israel ke Gaza di Kantor Republika, Jakarta, Jumat (27/9/2024). Republika menggelar FGD dengan topik Jangan Lupakan Palestina
Foto: Republika/Prayogi
Suasana Focus Group Discussion (FGD) Strategi Komunikasi Peringatan Satu Tahun Serangan Israel ke Gaza di Kantor Republika, Jakarta, Jumat (27/9/2024). Republika menggelar FGD dengan topik Jangan Lupakan Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Republika menggelar Focus Group Discussion (FGD) Peringatan Satu Tahun Serangan Israel ke Gaza di Gedung Republika, Jakarta Selatan, Jumat (27/9/2024). FGD digelar untuk melakukan berbagai upaya yang bisa dilakukan dalam rangka membantu perjuangan Palestina meraih kemerdekaan dan terbebas dari penjajahan Israel.

FGD yang digelar Republika dihadiri berbagai lembaga kemanusiaan dan para pihak yang berkomitmen mendukung kemerdekaan Palestina.

Baca Juga

Direktur Republika, Nur Hasan Murtiadji menyampaikan, satu tahun lalu, Israel melancarkan serangan besar-besaran terhadap Gaza dan mengakibatkan kerusakan yang parah serta penderitaan bagi warga sipil. Satu tahun setelah peristiwa tragis ini, penting untuk mengingat dan merenungkan kembali dampak yang dialami oleh rakyat Palestina.

"Melalui kegiatan FGD ini, Republika ingin menyuarakan solidaritas, mengedukasi masyarakat, dan menginisiasi gerakan untuk membantu rakyat Palestina," kata Nur Hasan saat FGD Peringatan Satu Tahun Serangan Israel ke Gaza di Gedung Republika, Jumat (27/9/2024).

Nur Hasan menyampaikan tujuan kegiatan FGD Peringatan Satu Tahun Serangan Israel ke Gaza. Di antaranya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang situasi kemanusiaan di Gaza, menyampaikan pesan solidaritas terhadap rakyat Palestina, dan memfasilitasi diskusi mengenai upaya bantuan dan dukungan untuk Gaza.

Tujuan lainnya, mengajak partisipasi aktif dari masyarakat dalam gerakan kemanusiaan untuk Palestina, membangun kolaborasi antara lembaga-lembaga kemanusiaan untuk merespons situasi di Gaza, dan menyusun rekomendasi yang dapat disampaikan kepada pemerintah dan masyarakat internasional.

Untuk diketahui, Israel belum menghentikan genosidanya di Gaza menjelang setahun aksi brutal tersebut. Kehancuran di wilayah terkepung itu kian tak terperi.

Sebanyak 41.500 orang syahid akibat serangan Israel, kebanyakan adalah anak-anak dan perempuan. Sebanyak 96.000 orang menjadi korban terluka akibat serangan Israel di Gaza.

Sebanyak 495.000 warga Gaza yang menghadapi kelaparan, 95 persen warga Gaza mengalami rawan pangan. Sebanyak 625.000 orang anak Gaza putus sekolah sejak agresi Israel. Puluhan ribu anak tidak bisa mengikuti ujian.

Sebanyak 70 persen bangunan di Gaza hancur, butuh 15 tahun untuk membangun kembali Gaza. Sebanyak 350 unit sekolah di Gaza telah hancur akibat serangan Israel, sebanyak 12 universitas juga hancur.

Sebanyak 160 orang jurnalis syahid di Gaza akibat serangan Israel. Sebanyak 90 persen dari 2,4 juta penduduk Gaza terpaksa mengungsi dan berpindah-pindah. Sebanyak 300 orang personel medis telah dibunuh oleh Israel, hanya sembilan dari 36 rumah sakit yang berfungsi.

Di antara peserta FGD yang hadir di antaranya perwakilan Forum Zakat (FOZ), Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP), Dompet Dhuafa, Baznas, Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI), Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI), Baitul Maal Hidayatullah (BMH) dan lain sebagainya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement