REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imran bin Husain adalah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW. Mulanya, ia sehat walafiat. Kemudian, Allah menurunkan ujian kepadanya.
Pada suatu hari, Imran merasakan sakit pada bagian bawah perutnya. Makin hari, makin nyatalah jenis penyakitnya, yakni wasir.
Ia menjadi amat kepayahan saat hendak duduk ataupun akan berdiri. Namun, kondisi yang ada pada dirinya menjadi jalan (wasilah) turunnya syariat tentang ibadah di kala sakit.
Ini dijelaskan dalam hadis sahih yang disebut Imam Bukhari dalam Shahih-nya. “Diriwayatkan dari Imran bin Husain RA, ia berkata: ‘Saya menderita penyakit wasir, lalu saya bertanya kepada Rasulullah SAW, maka beliau menjawab, ‘Shalatlah kamu sambil duduk. Jika tidak mampu (duduk), maka hendaklah shalat sambil berbaring.’”
Imam Nawawi dalam sebuah kitabnya menuturkan, Imran bin Husain pernah suatu ketika mendatangi Rasulullah SAW untuk minta didoakan. Setelah Nabi SAW berdoa, seketika wasir hilang dari diri Imran. Sang sahabat pun kembali ke rumahnya dengan suka cita.
Beberapa hari berlalu. Ia justru merasa gundah. Sebab, tamu istimewa yang acap kali menitipkan salam untuknya tidak lagi datang.
"Tamu istimewa" yang dimaksud adalah malaikat, yang datang kepada Rasulullah SAW dan menitipkan salam untuk Imran. Pengetahuannya tentang ini bermula ketika ia secara tidak sengaja mendengar percakapan beberapa sahabat dan Nabi SAW. Waktu itu, Imran masih mengidap wasir.
Kepada beliau, para sahabat ini mencurahkan isi hati, “Wahai Rasulullah, bila sedang bersamamu, hati kami menjadi lunak sehingga tidak lagi menginginkan dunia; seolah-olah akhirat kami lihat dengan mata kepala sendiri. Namun, bila kami meninggalkanmu dan berada di rumah bersama keluarga, kami merasa telah lupa diri?”
Kemudian, Rasulullah SAW bersabda, “Demi Allah, yang nyawaku berada dalam genggaman-Nya, seandainya kalian selalu berada dalam suasana seperti di sisiku, tentulah malaikat akan menampakkan dirinya menyalami kamu. Namun, yang demikian itu hanya sewaktu-waktu.”
Maka beberapa hari sesudah wasirnya sembuh, Imran kembali mengadu kepada Nabi SAW.
“Ya Rasulullah, mengapa malaikat tidak lagi mengirimkan salam kepadaku?”
“Itu disebabkan karena kesembuhanmu, wahai Imran,” terang Rasul SAW. Maksud beliau, kesabaran yang sahabatnya itu tunjukkan membuat malaikat kerap menitipkan salam untuknya.
Mendengar itu, Imran kemudian meminta kepada beliau agar berkenan mendoakannya supaya sakit wasir lagi. Nabi SAW pun berdoa. Seketika, penyakit yang sama kembali dialami sahabat beliau itu.
Imran hidup hingga era Khalifah Umar bin Khattab. Sang amirul mukminin pernah menugaskannya ke Basrah, Irak, guna mengajarkan Islam kepada penduduk setempat. Hasan al-Bashri memujinya, “Tidak seorang pun di antara sahabat-sahabat Rasulullah SAW yang datang ke Bashrah, lebih utama dari Imran bin Husain.”