Jumat 20 Sep 2024 18:11 WIB

Siapa Berhak Menafsirkan Mimpi?

Ada sejumlah kriteria yang mesti dimiliki seorang penakwil mimpi.

ILUSTRASI Mimpi
Foto: dok pxhere
ILUSTRASI Mimpi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penafsiran atau penakwilan mimpi bukanlah hal yang terlarang sama sekali dalam ajaran Islam. Bagaimanapun, seorang Muslim yang ingin menafsirkan mimpinya atau mimpi orang lain haruslah memenuhi kriteria-kriteria tertentu. Hal itu bertujuan agar tidak ada aturan syariat yang dilanggar.

Seperti dilansir dari laman Nahdlatul Ulama (NU) Online, tidak semua orang mampu menafsirkan mimpi secara tepat dan benar. Sebagaimana halnya ilmu-ilmu yang lain, penakwil mimpi memerlukan pengetahuan yang mendalam, terutama mengenai ilmu-ilmu keislaman. Sebab, sering kali isyarat mimpi seorang Mukmin berkaitan dengan nash-nash Alquran dan hadis.

Baca Juga

Ulama besar dari abad kedelapan, Imam Malik bin Anas pada suatu kali bermimpi. Keesokan harinya, ia menemui Ibnu Sirin, sosok yang memang masyhur sebagai seorang penakwil mimpi.

"Aku bermimpi semalam bertemu dengan malaikat pencabut nyawa. Kemudian, aku bertanya kepada malaikat itu, 'tinggal berapa lagi sisa umurku?'" kata Imam Malik menuturkan pengalamannya.

"Ternyata, ia (malaikat pencabut nyawa) memberikan isyarat dengan lima jarinya. 'Apa maksud lima itu?' tanyaku, 'apakah lima hari, lima pekan, lima bulan, atau lima tahun?'" tuturnya lagi.

Sayangnya, belum sempat malaikat itu menjawab pertanyaan tersebut, Imam Malik terlebih dahulu bangun dari tidurnya.

Usai mendengar penuturan itu, Ibnu Sirin lantas memberikan jawaban. "Wahai imam Kota Madinah," katanya kepada Imam Malik, "sesungguhnya isyarat lima itu bukan tertuju pada tahun, bulan, pekan, atau hari. Yang dimaksud malaikat itu adalah bahwa pertanyaanmu itu termasuk lima hal yang tidak diketahui siapa pun kecuali Allah. Lima hal itu terdapat dalam Alquran."

Ibnu Sirin lantas membacakan firman Allah yang dimaksudkannya.

اِنَّ اللّٰهَ عِنۡدَهٗ عِلۡمُ السَّاعَةِ‌ ۚ وَيُنَزِّلُ الۡغَيۡثَ‌ ۚ وَيَعۡلَمُ مَا فِى الۡاَرۡحَامِ‌ ؕ وَمَا تَدۡرِىۡ نَفۡسٌ مَّاذَا تَكۡسِبُ غَدًا‌ ؕ وَّمَا تَدۡرِىۡ نَـفۡسٌۢ بِاَىِّ اَرۡضٍ تَمُوۡتُ ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيۡمٌ خَبِيۡرٌ

"Sesungguhnya hanya di sisi Allah ilmu tentang hari Kiamat; dan Dia yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dikerjakannya besok. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal" (QS Luqman: 34).

Ada syarat-syarat ....

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement