Senin 16 Sep 2024 06:36 WIB
Maulid Nabi Muhammad

Kaum Yahudi Mengenal Ciri-Ciri Rasulullah Bagai Anak Sendiri

Meski telah diberi kabar tentang kedatangan Rasulullah SAW, banyak dari mereka ingkar

Simbol Yahudi, ilustrasi

Begitu keras upaya kaum Ahli Kitab dalam menyembunyikan berita tentang kedatangan Rasulullah SAW sebagai utusan Allah yang terakhir itu. Padahal, Taurat atau Kitab Perjanjian Lama telah mencantumkan petunjuk tentang kenabian beliau.

Misalnya, dalam Kitab Ulangan (33:2)—bagian dari Perjanjian Lama—disebutkan bahwa “Tuhan telah datang dari Tursina dan telah terbit bagi mereka dari Seir dan kelihatan ia dengan gemerlapan cahaya-Nya dari Gunung Paran.”

Teks itu sesungguhnya berbicara tentang kedatangan risalah Islam yang berpancar dari Makkah. Sebab, Gunung Paran menurut Kitab Kejadian (21:21) dalam Perjanjian Lama, adalah tempat Nabi Ismail bin Nabi Ibrahim AS memperoleh air (Zamzam).

Dengan demikian, yang tercantum dalam Kitab Ulangan itu mengisyaratkan tempat terpancarnya ajaran Allah yang dibawa oleh nabi, yang datang dari tempat Nabi Ismail AS dan ibundanya mendapatkan air Zamzam.

Siapakah nabi yang datang dari Gunung Paran membawa ajaran Illahi itu? Adakah selain Nabi Muhammad SAW? Faktanya, sejarah membuktikan bahwa hanya Nabi Muhammad SAW sendiri.

Bahkan, kalangan Yahudi pun sebelum diutusnya jauh Nabi Muhammad SAW sudah menyebut-nyebut sosok beliau. Dikisahkan, seorang Yahudi yang ahli sejarah pernah berkata kepada perwakilan dua suku besar di Yastrib (Madinah), Aus dan Khazraj.

Katanya, “Seorang nabi akan diutus tidak lama lagi. Kami akan mengikutinya dalam menumpas kalian, selayaknya kalian adalah kaum Ad dan Iram.”

Itulah alasannya, banyak kabilah Yahudi sesudah mengalami pengusiran dari al-Quds (Yerusalem) oleh bangsa Romawi memilih pindah ke Tanah Arab. Tepatnya, mereka hijrah ke Yastrib. Sebab, para rabi mengetahui bahwa kelak Allah akan memunculkan sang nabi akhir zaman di kota itu.

Nyatanya, ketika Rasulullah SAW akhirnya benar-benar tinggal di Madinah, kebanyakan Yahudi justru enggan taat. Bahkan, mereka menjadi musuh dalam selimut yang kerap mengganggu ketenteraman. Hal itu terjadi lantaran, orang-orang Yahudi merasa dengki bahwa utusan Allah yang terakhir berasal dari Bani Ismail, bukan Bani Israil seperti halnya mereka.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement