Senin 16 Sep 2024 03:14 WIB
Maulid Nabi Muhammad

Maulid Bukan Hanya Milik NU, Tokoh Muhammadiyah Ini Pun Karang Maulid Nabi

Karya Risalah Maulid itu berisi syair-syair pujian kepada Rasulullah SAW.

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: A.Syalaby Ichsan
KH Muhammad Wardan Diponingrat.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, KH M Wardan Diponingrat (1911-1991) dikenal sebagai seorang penulis yang prolifik. Karya-karyanya tidak hanya berkaitan dengan keilmuan yang dikuasainya, tetapi juga tulisan-tulisan sastrawi. Salah satunya ialah sebuah kitab buah penanya yang berjudul, Risalah Maulid Nabi Muhammad SAW.

Seperti diungkapkan dalam buku 100 Tokoh Muhammadiyah yang Menginspirasi, karya Risalah Maulid itu berisi syair-syair pujian kepada Rasulullah SAW. Teks puisi itu kemudian beberapa kali dibacakan dalam pelbagai acara, termasuk ucapara Sekaten Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Baca Juga

BACA JUGA: Anjuran Berbahagia di Hari Kelahiran Nabi Muhammad dan Siksaan Abu Lahab

Di Masjid Gedhe Kauman, perayaan Maulid Nabi SAW digelar tiap tanggal 12 Rabiul Awal. Seluruh elemen kesultanan dan rakyat memeriahkan peringatan tersebut. Bisa dikatakan, pada masanya Risalah Maulid karya Kiai Wardan Diponingrat menggantikan popularitas Kitab Barzanji dan Ghaiti.

Kitab ini merupakan buah kecintaan Kiai Wardan kepada Rasulullah SAW. Bagaimanapun, di lingkungan Muhammadiyah sendiri, tampaknya tradisi kesenian baca-puisi saat momen peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tidak segegap-gempita organisasi Islam lain. Barang kali, itulah mengapa Risalah Maulid karya ulama tersebut seperti “hilang” dalam literasi di Persyarikatan.

Tentunya, Risalah Maulid bukan karya satu-satunya Kiai Wardan. Ia juga menulis banyak kitab lainnya. Di antaranya adalah Perait (Faraidh), Fekih Nikah-Talak-Rujuk (1953), Ilmu Tata BerundingUmdatul HisabKitab Hisab dan Falak, serta Hisab Urfi dan Hakiki.

Ulama yang gemar mendirikan shalat tahajud itu wafat dalam usia 80 tahun pada 3 Februari 1991 M. Jenazah tokoh Muhammadiyah yang dikenang sebagai ahli ilmu hisab dan falak itu dimakamkan di kompleks permakaman keluarga raja-raja Hastorenggo, Kota Gede, Yogyakarta.

Kiai Wardan meninggalkan seorang istri, Siti Juwariyah. Wanita itu merupakan cucu sang pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan. Selain itu, almarhum juga memiliki tujuh orang anak. Mereka adalah Siti Hunaidah, Mohammad Djazman Al Kindy, Siti Barniyah, Ahmad Djihaz Al Farizi, Siti Hadiroh, Siti Wisamah, dan Djafnah. Al Kindy adalah pendiri organisasi otonom Ikatan Mahasiswa Muhamamdiyah (IMM) dan juga mantan rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta.

 

Muhammadiyah dan Maulid Nabi..

 

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement