REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kita sering kali diperkenalkan kepada orang-orang di sekitar Nabi Muhammad SAW melalui kehidupan dan sudut pandangnya. Meskipun ada alasan yang baik untuk ini, mempelajari tentang para sahabat Rasulullah sebagai individu juga dapat memberikan manfaat yang besar.
Mereka adalah orang-orang yang Allah (SWT) sebut dalam Alquran, “(…) Umat terbaik yang pernah diciptakan (sebagai contoh) bagi manusia.” (Al-Quran 3:110)
Sangat penting untuk menilik kehidupan para istri Nabi SAW yang terhormat dan dimuliakan untuk memahami bahwa mereka juga manusia yang hidup, makan, tertawa, dan berjuang untuk menyenangkan Allah SWT.
Apakah ada contoh yang lebih baik bagi kita selain para ibu orang-orang beriman yang semuanya dijanjikan surga?
Melanjutkan perjalanan kita untuk mencari tahu apakah istri Nabi Muhammad lucu, sensitif, supel, introspektif, ragu-ragu, atau tidak takut, ada baiknya kita mengetahui kepribadian istri Nabi Muhammad yang dinikahinya setelah kematian Siti Khadijah, yakni Saudah binti Zam’a.
Di antara istri-istri Nabi Muhammad, Saudah mungkin yang paling jarang disebutkan dalam riwayat hidup Nabi. Banyak yang berpendapat dia hanya dicari untuk dinikahi Nabi SAW setelah Khadijah meninggal agar dia dapat mengurus anak-anak dan rumah tangganya.
Meskipun dia memang pengasuh yang hangat dan penuh kasih sayang bagi keluarganya, dia juga jauh lebih dari itu bagi dia dan umat kita. Saudah adalah salah satu orang pertama yang bersaksi tentang keimanan kepada Allah SWT dan Rasulullah.
Halaman selanjutnya ➡️