Senin 09 Sep 2024 14:52 WIB

Guru Gembul Kritik Habib Rizieq dan Habib Bahar di Debat Nasab Baalawi

Guru Gembul menghadiri undangan diskusi nasab Baalawi di Rabithah Alawiyah.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Guru Gembul (kiri) menghadiri diskusi yang diadakan Rabithah Alawiyah.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Guru Gembul menghadiri Diskusi dan Seminar Seputar Isu Nasab dan Isu Keislaman yang diselenggarakan Rabithah Alawiyah dan ditayangkan di Youtube channel Nabawi TV pada Ahad (8/9/2024). Guru Gembul mengawali diskusi dengan mengungkapkan keresahannya terhadap sikap dan perilaku Habib Rizieq Shihab dan Habib Bahar bin Smith.

Guru Gembul mengatakan, sebelum tahun 2000-an, habib di Indonesia sudah ada. Orang-orang yang mengaku sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW itu sudah ada. Profesi mereka sangat bervariasi, dan status sosial mereka juga bervariasi. Ada profesi tukang jualan parfum sampai menteri luar negeri.

Baca Juga

BACA JUGA: Long Weekend Pekan Ini, Maulid Nabi Muhammad 2024 Jatuh Tanggal Berapa? Ini Jadwalnya

 

"Dan tidak ada kerusuhan, tidak ada polemik di antara itu semua, tiba-tiba muncul, saya mohon maaf ya, di awal reformasi muncul Habib Rizieq dengan FPI-nya, Habib Rizieq itu latarnya sebenarnya dari NU tapi entah bagaimana ceritanya, di situ sudah mulai ada kisruh dengan NU yang lain," kata Guru Gembul, dikutip dari tayangan di channel Nabawi TV, Ahad (8/9/2024). 

Guru Gembul mengungkapkan, selanjutnya ada FPI versus Banser. Kemudian ada kerusuhan, ada serangan di sini dan di sana, dan sebagainya. 

"Nah, ini memunculkan apa? Di antara kaum Muslim itu memunculkan satu pikiran bahwa saya itu tidak setuju dengan Habib Rizieq, saya itu tidak setuju dengan gerakan-gerakannya yang radikal, saya itu tidak setuju ketika kaum Muslim terlibat dalam percekcokan yang begini dan begitu, banyak di antara kaum Muslim yang tidak setuju itu. Tapi kemudian apa? Mereka tidak berani melawan, tidak berani menentang karena itu kan habib, ini kan keturunan Nabi," jelas Guru Gembul.

Guru Gembul mengatakan, jadi pada waktu itu ada dilema, ada polemik sebelum polemik itu menyebar ke media, ada polemik di dalam hati kaum muslimin. Bahwa kaum muslimin sebenarnya ingin menentang dan ingin mengoreksi pernyataan-pernyataan dari Habib Rizieq. Tapi kaum Muslimin tidak berani karena itu adalah keturunan Nabi.

Jadi di sini ada penghormatan yang sangat besar dari kaum muslimin terhadap Nabinya, terhadap junjungannya. Tetapi di sisi lain ada orang yang mengklaim ini adalah keturunan Nabi dan kontroversial. 

"Kita tidak bahas dulu soal apakah Habib Rizieq itu benar atau salah, kita tidak bahas itu, kita bahas bahwa Habib Rizieq memunculkan polemik pada waktu itu, terkait dengan masalah toleransi, terkait dengan masalah FPI, terkait masalah hal-hal yang semacam itu," ujar Guru Gembul.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement