Senin 09 Sep 2024 12:42 WIB

Anwar Ibrahim Pertanyakan Barat Selalu Ajarkan HAM tapi tak Bisa Hentikan Genosida Israel

Apa yang terjadi di Gaza bukan diawali dari serangan 7 Oktober.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: A.Syalaby Ichsan
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim
Foto: EPA-EFE/RUDOLF PORTILLO
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA —  Perdana Menteri (PM) Malaysia, Datuk Sri Anwar Ibrahim menegaskan, kekejaman Israel di Gaza bukan berawal dari serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.  Anwar Ibrahim juga mempertanyakan dunia barat yang selalu mengajari hak asasi manusia (HAM) dan demokrasi tetapi tidak bisa menghentikan Israel yang sangat jelas melanggar HAM.

Dalam video yang diterima Republika,  Anwar Ibrahim yang sedang duduk bersama Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, sebagaimana yang telah disampaikan secara konsisten bahwa pihaknya tidak menggunakan narasi dari banyak media atau negara-negara barat soal perang di Gaza. Media dan negara di Barat mengatakan semuanya bermula pada 7 Oktober 2023, yakni saat Hamas menyerang Israel.

Baca Juga

PM Malaysia menegaskan, apa yang terjadi di Gaza bermula dengan penjajahan oleh Israel terhadap Palestina. Semua bermula dengan nakaba pada tahun 1948. "Itu semua bermula karena ketidakmauan Israel untuk menerima resolusi PBB, dan kekerasan berkelanjutan oleh pemukim Yahudi (kepada warga Palestina) di Tepi Barat," kata Datuk Sri Anwar Ibrahim dalam penjelasannya di sebuah forum yang dihadiri Presiden Rusia dan para pejbat Barat.

Menurut PM Malaysia, perlu untuk menempatkan narasi dengan tepat dengan semua menginginkan adanya solusi terkait konflik di Gaza. Anwar Ibrahim pun memuji posisi Rusia, posisi Cina dan Menteri Luar Negeri Wang Yi yang mengambil inisiatif atas konflik tersebut, termasuk banyak negara lainnya. Dia menjelaskan, mayoritas negara di dunia telah mengambil posisi mengakui negara Palestina. 

Kekerasan sikap Israel membuat  negara Palestina tidak terjadi. Terlebih, ujar dia, ada dukungan penuh dari Amerika Serikat (AS) kepada Israel yang juga tampak memberikan tepuk tangan meriah atas kekejaman Israel terhadap Palestina.

"Itulah mengapa saya bertanya kepada rekan-rekan saya bahkan di Barat, di manakah kemanusiaan? Di mana kalian yang berbicara tentang keadilan? Di mana kalian yang datang menceramahi kami tentang hak asasi manusia dan demokrasi? Mengapa ada kontradiksi dalam hal perlakuan terhadap isu yang terjadi di dunia?" kata PM Malaysia.

Anwar Ibrahim melanjutkan dengan mengingatkan semuanya untuk menentang segala bentuk penjajahan."Dan yang kita inginkan di dunia saat ini adalah pesan yang konsisten dan menyeluruh, ya kita menghormati kebebasan, ya kita menghormati martabat laki-laki dan perempuan, ya kita harus menentang segala bentuk penjajahan," ujar PM Malaysia. 

Anwar Ibrahim menegaskan, isu di Palestina saat ini bukan hanya di Gaza, tapi juga di keseluruhan wilayah Palestina. Isunya adalah perampasan oleh Israel, Israel menaklukkan, Israel mengambil tanah orang lain, Israel merampas, Israel membunuh rakyat Palestina, Israel menahan rakyat Palestina, dan Israel mengambil alih rumah-rumah rakyat Palestina. Israel memperlakukan Palestina sebagai penjara terbuka."Itulah mengapa aaya tahu saya berasal dari negara kecil, kami tahu batasan kami, itulah mengapa kami berterima kasih kepada sahabat kami di sini atas dukungannya," ujarnya.

PM Malaysia mengatakan, Israel menciptakan begitu banyak permasalahan bukan hanya bagi dunia Muslim tapi juga bagi mereka yang percaya pada kebebasan dan keadilan. Israel menciptakan permasalahan bagi semua orang. "Karena orang-orang menyatakan mengapa anda tidak melakukan sesuatu di saat orang-orang (Palestina) dibunuh setiap harinya? Itu adalah poin saya," ujar PM Malaysia.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement