Senin 09 Sep 2024 06:38 WIB

Noda Darah Bekas Haid tak Bisa Hilang di Pakaian, Bolehkah Dipakai Sholat?

Darah haid tergolong sebagai najis apabila menyentuh permukaan yang suci.

Darah Menstruasi (Ilustrasi)
Foto: Google
Darah Menstruasi (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Darah haid tergolong sebagai najis apabila menyentuh permukaan yang suci. Untuk itu, bagi perempuan yang sedang haid, Islam melarang mereka untuk melakukan sholat, membaca Alquran, hingga menurut mayoritas ulama dilarang masuk ke dalam masjid.

Namun, bagaimana caranya apabila darah haid tersebut menempel di pakaian? Seperti apa cara yang tepat untuk menyucikannya? Abdul Qadir Muhammad Manshur dalam kitab Panduan Shalat An-Nisaa menjelaskan, di dalam syariat dan kaidah fikih disebutkan bahwa salah satu cara menyucikan pakaian yang terkena darah haid adalah dengan mencucinya.

Baca Juga

Ummu Qais binti Mihshan bertanya kepada Rasulullah SAW tentang darah haid yang mengenai pakaian. Beliau bersabda, "Aghsilihi bil-maa-i wassidri wa hukkihi walaw bidhila'in." Yang artinya, "Cucilah ia (pakaian yang terkena darah haid) dengan air dan bidara. Dan gosoklah ia meskipun dengan tulang rusuk." (HR Ibnu Majah).

Yang dimaksud pada hadis tersebut adalah potongan kayu yang diserupakan dengan tulang rusuk. Asma binti Abu Bakar as-Siddiq meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW ditanya tentang darah haid yang menempel pada pakaian. Beliau bersabda, "Garuklah ia dan cucilah ia, lalu bershalatlah dengannya" (HR Ibnu Majah).

Sedangkan, Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Khaulah binti Yasar mendatangi Nabi Muhammad SAW dan berkata, "Wahai Rasulullah, aku tidak memiliki selain sepotong baju. Dan aku haid saat memakainya." Kemudian Rasulullah SAW menjawab, "Apabila kamu telah suci maka cucilah tempat darah, lalu bershalatlah dengannya."

Khaulah berkata lagi, "Wahai Rasulullah, bagaimana jika bekasnya tidak hilang?" Nabi bersabda, "Cukup bagimu air. Dan bekasnya tidak membahayakanmu." Hadis tersebut diriwayatkan oleh Imam Ahmad, kadarnya dhaif.

Adapun dalam hadis lainnya, Ummu Salamah berkata, "Dulu seorang dari kami haid dalam pakaiannya. Apabila hari kesuciannya telah tiba, dia mencuci bagian yang terkena haid lalu bershalat dengan pakaiannya itu. Adapun sekarang, seorang dari kalian menyuruh pembantunya untuk mencuci pakaiannya apabila hari kesuciannya telah tiba."

Menyucikan pakaian yang terkena darah haid dapat mengacu pada beberapa indikator suci. Seperti telah hilangnya warna, bau, dan juga volume darah haid yang menempel di pakaian tersebut.

 

Tata cara bersuci dari haid.. baca juga..

 

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement