Kamis 05 Sep 2024 00:02 WIB

Presiden Jokowi Apresiasi Vatikan Terus Serukan Perdamaian di Palestina

Vatikan akan selalu gemakan perdamaian di Palestina.

Presiden Joko Widodo (kanan) dan Pemimpin Gereja Katolik Dunia Paus Fransiskus melakukan pertemuan di veranda Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (4/9/2024). Pertemuan Presiden Jokowi dan Paus Fransiskus tersebut membahas hubungan bilateral Indonesia dan Vatikan sekaligus membahas isu-isu global, khususnya perdamaian dunia.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Presiden Joko Widodo (kanan) dan Pemimpin Gereja Katolik Dunia Paus Fransiskus melakukan pertemuan di veranda Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (4/9/2024). Pertemuan Presiden Jokowi dan Paus Fransiskus tersebut membahas hubungan bilateral Indonesia dan Vatikan sekaligus membahas isu-isu global, khususnya perdamaian dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi sikap Vatikan yang terus menyuarakan dan menyerukan perdamaian di Palestina dan mendukung solusi dua negara, yakni Israel dan Palestina.

"Seperti yang kita ketahui bersama, konflik dan perang terjadi di berbagai belahan dunia, termasuk di Palestina yang telah menelan lebih dari 40.000 korban jiwa," kata Presiden Jokowi dalam sambutannya pada pertemuan dengan pemimpin tertinggi Gereja Katolik dunia sekaligus Kepala Negara Vatikan Paus Fransiskus bersama Korps Diplomatik dan wakil masyarakat di Istana Negara, Jakarta, Rabu.

Baca Juga

Presiden mengatakan bahwa Indonesia dan Vatikan berkomitmen untuk sama-sama menyebarkan semangat perdamaian dan toleransi di tengah dunia yang makin bergejolak, termasuk konflik di Timur Tengah.

"Karena perang tidak akan menguntungkan siapa pun, perang hanya akan membawa penderitaan dan kesengsaraan masyarakat kecil," ucap Presiden Jokowi.

Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia ini merupakan ketiga kalinya setelah Paus Paulus VI pada tahun 1970 dan kunjungan Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1989.

Paus Fransiskus selaku pemimpin umat Katolik dunia melakukan perjalanan apostolik ke Asia Pasifik pada bulan September 2024. Ada empat negara yang bakal dikunjungi meliputi Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura.

Indonesia menjadi negara pertama yang dikunjungi pada tanggal 3 hingga 6 September 2024.

Perjalanan ke kawasan Asia Pasifik selama 11 hari atau tepatnya pada tanggal 3-13 September 2024 akan menjadi lawatan terlama Bapa Suci berusia 87 tahun itu sejak 11 tahun memimpin umat Katolik.

Terpilihnya Indonesia sebagai negara pertama yang yang dikunjungi Paus Fansiskus lantaran di negeri dengan berpenduduk 279 juta jiwa dan mayoritas beragama Islam ini, populasi pemeluk Kristen sekitar 20,5 juta orang dengan 8,5 juta di antaranya adalah umat Katolik.

Jumlah kematian yang mengerikan

Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah pada Senin (2/9) mengecam jumlah kematian warga sipil Palestina selama serbuan Israel di Jalur Gaza.

"Hari ini, saya kembali ke Gaza dan menyaksikan secara langsung dampak bencana serbuan Israel. Skala kehancuran sangat besar, kebutuhan kemanusiaan sangat besar dan terus meningkat, serta warga sipil terus menanggung beban konflik ini," kata Tor Wennesland dalam sebuah pernyataan resmi.

"Saya secara tegas mengutuk jumlah kematian sipil yang mengerikan di Gaza," tambahnya.

Wennesland telah mengunjungi pusat vaksinasi polio, dan menambahkan bahwa kemunculan kembali penyakit tersebut "merupakan ancaman lain bagi anak-anak di Jalur Gaza. Saya menyambut baik adanya jeda kemanusiaan untuk memungkinkan kampanye vaksinasi berlangsung."

PBB meluncurkan kampanye vaksinasi polio untuk anak-anak di bawah usia 10 tahun di Jalur Gaza tengah pada Minggu (1/9), setelah penyakit tersebut terdeteksi di sana untuk pertama kalinya dalam 25 tahun.

Dengan menegaskan kembali seruannya untuk melaksanakan gencatan senjata, Wennesland mengatakan ia akan terus terlibat dengan semua pemangku kepentingan.

"Sebuah kesepakatan sangat penting untuk menyelamatkan nyawa, mengurangi ketegangan regional, dan memungkinkan PBB, bekerja sama dengan Otoritas Palestina, untuk mempercepat upaya dalam memenuhi kebutuhan mendesak penduduk Gaza.

"Konflik yang sedang berlangsung ini telah menghancurkan kehidupan banyak keluarga. Ini harus dihentikan," lanjutnya.

Perang yang sedang berlangsung di Gaza telah menewaskan lebih dari 40.700 warga Palestina, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, serta melukai lebih dari 94.100 orang lainnya, menurut otoritas kesehatan setempat.

Blokade yang terus berlangsung di wilayah tersebut telah menyebabkan kekurangan parah makanan, air bersih, dan obat-obatan, yang membuat sebagian besar wilayah tersebut hancur.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement