Rabu 04 Sep 2024 18:16 WIB

Rektor Paramadina: Paus Fransiskus Sosok Pendukung Kemerdekaan Palestina

Universitas Paramadina turut menyambut baik kunjungan Paus Fransiskus di RI.

Presiden Joko Widodo (kanan) dan Pemimpin Gereja Katolik Dunia Paus Fransiskus melakukan pertemuan di veranda Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (4/9/2024).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Presiden Joko Widodo (kanan) dan Pemimpin Gereja Katolik Dunia Paus Fransiskus melakukan pertemuan di veranda Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (4/9/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas Paramadina menyambut baik kunjungan Paus Fransiskus di Indonesia. Pemimpin Gereja Katolik Dunia itu diketahui berada di Tanah Air selama 3-6 September 2024.

Rektor Universitas Paramadina Prof Didik J Rachbini mengatakan, lawatan Paus Fransiskus menjadi simbol penting terjalinnya hubungan baik antara kaum Muslimin dan umat Katolik di Indonesia. Seperti diketahui, RI adalah negara berpenduduk mayoritas Islam terbesar di dunia.

Baca Juga

"Kunjungan ini akan memperdalam dan meningkatkan hubungan ini ke posisi yang belum pernah ada sebelumnya bagi antara umat Islam dan umat Katolik di Indonesia maupun di dunia," ujar Prof Didik J Rachbini dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Rabu (4/9/2024).

Sebagai seorang tokoh dunia, Paus Fransiskus dikenal luas sebagai penggerak upaya-upaya dialogis lintas iman. Menurut Rektor Universitas Paramadina, peran demi mewujudkan kehidupan kemanusiaan yang lebih baik ini patut terus didukung oleh seluruh warga dunia, termasuk bangsa Indonesia.

Di tengah suka cita menyambut kedatangan Paus, Prof Didik juga mengajak semua pihak untuk turut menyuarakan masalah krisis kemanusiaan dan genosida, yang terjadi hingga saat ini di Jalur Gaza. Tambahan pula, sang Kepala Negara Vatikan acap kali vokal mendukung Palestina merdeka.

"Selama ini, Paus Fransiskus telah menyuarkan untuk penghentian perang dan juga kemerdekaan Palestina. Sikap Paus tersebut sangat penting dan perlu terus dilanjutkan bersama komunitas umat beragama lainnya agar aspirasi dapat disuarakan dengan lebih konstruktif," papar dia.

Bagi masyarakat dan pemerintah Indonesia, sikap tokoh dari Vatikan tersebut dapat menjadi cermin keteladanan. Paus Fransiskus dinilai menjadi panutan dalam hal kesederhanaan dan keberpihakannya pada kelompok-kelompok yang termarginalkan.

"Di tengah krisis kepemimpinan yang sedang melanda Indonesia, kesederahanaan dan kasih sayang yang ditunjukkan oleh Paus Fransiskus adalah sebuah oase di tengah kegersangan. Para pemimpin politik perlu menjadikannya sebagai teladan," tutup Didik.

Pada hari ini, Rabu (4/9/2024), Paus Fransiskus diterima oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta. Dalam kesempatan ini, sosok yang disebut sebagai Bapa Suci oleh kaum Katolik tersebut menyampaikan sejumlah poin penting.

Selain memuji keramahtamahan bangsa Indonesia, Paus juga mengutip Pembukaan UUD 1945. Ia mengaku kagum akan RI, yang dapat bersatu dengan memelihara kemajemukan.

"Sikap saling menghargai etnik, budaya dan agama seperti di Indonesia, adalah kerangka yang tak tergantikan, yang menyatukan," kata tokoh yang pada 17 Desember 2024 nanti akan berusia 88 tahun itu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement