Rabu 04 Sep 2024 15:55 WIB

Isu Kesehatan di Tengah Kunjungan Terpanjang Paus Fransiskus di Asia Tenggara dan Oseania

Paus menggunakan kursi roda dan kerap mengalami serangan bronkitis.

Pemimpin Gereja Katolik Dunia Paus Fransiskus saat akan melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Rabu (4/9/2024). Pertemuan Presiden Jokowi dan Paus Fransiskus membahas hubungan bilateral Indonesia dan Vatikan sekaligus membahas isu-isu global, khususnya perdamaian dunia.
Foto:

Indonesia adalah rumah bagi seminari Katolik terbesar di dunia dan telah lama menjadi sumber utama imam dan biarawati untuk Gereja Katolik. Jumlah mereka saat ini tidak sejalan dengan pertumbuhan populasi Katolik secara keseluruhan.

Kegiatan terakhir Fransiskus pada hari itu adalah bertemu dengan anak-anak sekolah yang berpartisipasi dalam sejumlah program setelah jam sekolah yang dijalankan oleh yayasan yang telah didukungnya sejak menjadi Askup Agung Argentina.

Di Indonesia, Fransiskus akan berusaha untuk mendukung komunitas Katolik, yang hanya berjumlah 3% dari sekitar 275 juta penduduk, sambil berusaha mendorong hubungan yang lebih besar dengan negara yang memiliki populasi Muslim terbesar.

Puncak dari kunjungan pertama Paus Fransiskus adalah partisipasinya pada Kamis dalam pertemuan lintas agama di masjid Istiqlal yang merupakan ikon kota Jakarta dengan perwakilan dari enam agama yang secara resmi diakui di Indonesia, yaitu Islam, Budha, Konghucu, Hindu, Katolik, dan Protestan.

photo
Warga berfoto dengan papan bergambar Paus Fransiskus di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) menjelang misa akbar di Jakarta, Rabu (4/9/2024). - (Republika/Thoudy Badai)

Masjid terbesar di Asia Tenggara ini terletak di seberang piazza dari Gereja Katedral, tempat peribadatan Katolik utama di Jakarta. Keduanya terbilang sangat dekat satu sama lain sehingga suara adzan dapat didengar saat Misa. Keduanya dihubungkan oleh “Terowongan Persahabatan” bawah tanah yang berfungsi sebagai jembatan simbolis antar agama.

Meskipun Paus Fransiskus ingin menyoroti tradisi toleransi beragama di Indonesia, citra negara ini sebagai negara Muslim moderat telah dirusak oleh gejolak intoleransi. Pada tahun 2021, pasangan Islam militan meledakkan diri mereka di luar katedral Katolik yang penuh sesak di pulau Sulawesi, Indonesia, selama Misa Minggu Palma, melukai setidaknya 20 orang.

Asia, bersama dengan Afrika, telah lama dipandang sebagai masa depan Gereja Katolik, baik dalam hal jumlah umat yang dibaptis maupun jumlah pria dan wanita yang memutuskan untuk menjadi imam atau biarawati. Di Asia, jumlahnya terus bertambah, sementara benteng pertahanan Katolik yang sudah lama ada seperti Eropa dan Amerika mengalami kontraksi jangka panjang, baik dari segi jumlah umat Katolik maupun mereka yang masuk ke dalam kehidupan religius.

Meskipun Indonesia tidak dapat bersaing dengan Filipina atau India yang sangat Katolik dalam hal jumlah umat Katolik yang dibaptis atau imam, jumlah pria yang belajar untuk menjadi imam di sini terus bertambah. Sementara itu, jumlah seminaris di Asia secara keseluruhan mulai mendatar atau bahkan menurun dalam beberapa tahun terakhir.

Menurut statistik Vatikan per 31 Desember 2022, tahun terakhir data tersedia, ada 5.903 imam Katolik di Indonesia untuk populasi 8,29 juta umat Katolik. Sementara jumlah seminaris yang belajar untuk menjadi imam di Asia telah menurun sejak 2017, termasuk di Filipina dan India, Indonesia terus menambah jumlah seminaris, dengan 4.024 seminaris pada tahun 2022 dibandingkan dengan 3.777 seminaris pada tahun 2017.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement