Sabtu 31 Aug 2024 07:44 WIB

Gelar Harlah, BWI Ingin Optimalkan Potensi Wakaf Uang Rp 180 Triliun

Wakaf tidak harus berupa aset seperti tanah.

Ketua BWI Kamarudin Amin berpidato
Foto: Erdy Nasrul/Republika
Ketua BWI Kamarudin Amin berpidato

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Wakaf Indonesia (BWI) menggelar Puncak Hari Lahir (Harlah) Ke-17 bertema Gerakan Indonesia Berwakaf di Hotel Pullman Jakarta pada Jumat (30/8/2024) malam. BWI menegaskan kembali ingin memaksimalkan semua instrumen wakaf untuk menggali potensi wakaf uang senilai Rp 180 triliun per tahun.

Ketua BWI, Prof Prof Kamaruddin Amin mengatakan, BWI ingin mengajak seluruh elemen bangsa yakni masyarakat untuk berpartisipasi dalam gerakan wakaf. Seperti yang diketahui potensi wakaf Indonesia, wakaf uangnya saja itu potensinya sangat besar sekali.

Baca Juga

"Potensi wakaf uang di Indonesia mencapai sekitar Rp 180 triliun per tahun," kata Prof Kamaruddin di acara Harlah BWI Ke-17, Jumat (30/8/2024)

Ia menjelaskan, BWI ingin memberikan literasi kepada masyarakat wakaf tidak harus berupa aset seperti tanah. Wakaf dengan uang mulai dari Rp 20 ribu saja bisa.

Ketua BWI mengatakan, coba bayangkan kalau ada 100 juta orang Indonesia kelas menengah melaksanakan wakaf sebesar Rp 20 ribu saja setahun. Maka potensinya sangat besar sekali.

Sehubungan dengan itu, dikatakan Prof Kamaruddin, BWI ingin mengaktifkan semua instrumen wakaf untuk bisa menggali potensi wakaf lebih maksimal.

"Oleh karena itu kita mengajak seluruh masyarakat untuk berpartisipasi, termasuk teman-teman media (insan pers), kita ajak bersama-sama memperluaskan (gerakan wakaf), karena terkait wakaf ini tingkat literasi masyarakat kita masih belum tinggi, masih rendah," ujar Prof Kamaruddin.

Menurut Ketua BWI, butuh ikhtiar berkelanjutan untuk terus menyebarluaskan pengetahuan tentang wakaf di tengah masyarakat. Sekaligus mengajak masyarakat untuk berwakaf.

Dari Rp 180 triliun potensi wakaf uang di Indonesia, menurut BWI, yang tergarap saat ini secara nasional baru Rp 2,5 triliun. Insya Allah potensi wakaf akan terus tergali sehingga terus berkembang.

"Kita akan mengajak seluruh kementerian, seluruh civil society, masjid-masjid, calon-calon pengantin, calon-calon jamaah haji dan jamaah umroh, mengajak teman-teman pers juga bisa bersama-sama menyebarluaskan (gerakan wakaf)," jelas Prof Kamaruddin.

Ia mengungkapkan, imajinasi BWI itu membayangkan suatu saat nanti, mudah-mudahan dalam waktu yang tidak terlalu lama, anak-anak muda Indonesia memiliki gaya hidup untuk berwakaf. Maka tantangan bagi BWI adalah memfasilitasi mereka, menciptakan instrumen yang mudah dijangkau oleh anak-anak muda. Misalnya instrumen digital agar mereka bisa berwakaf dengan lebih mudah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement