Kamis 29 Aug 2024 17:10 WIB

Hampir 100 Orang Tewas Akibat Banjir Musim Hujan di Yaman

Konflik di Yaman membuat sulit untuk menentukan jumlah korban banjir.

Rep: Lintar Satria/ Red: Muhammad Hafil
Ilustrasi banjir di Yaman.
Foto: Www.freepik.com
Ilustrasi banjir di Yaman.

REPUBLIKA.CO.ID,SANAA -- Tim penyelamat menemukan 13 jenazah orang hilang diterjang banjir bandang di utara Yaman. Sehingga total kematian akibat banjir sepanjang musim hujan di negara itu menjadi 99 orang.

Musim hujan di Yaman tahun ini cukup mematikan. Pakar mengatakan negara yang hancur oleh perang itu semakin rentan pada cuaca ekstrem yang dipicu perubahan iklim.

Baca Juga

Stasiun televisi yang dikelola kelompok Houthi, Al-Masirah TV melaporkan 13 jenazah ditemukan di distrik Melhan, Provinsi Al-Mahwit. Dalam laporannya Kamis (29/8/2024) Al-Masirah TV mengatakan seorang anak kecil berhasil diselamatkan tapi 20 orang masih dinyatakan hilang.

Sebelum perang sipil tahun 2014 lalu Yaman sudah merupakan negara termiskin di jazirah Arab. Perang dimulai ketika Houthi yang didukung Iran menguasai ibukota Sanaa dan sebagian besar wilayah utara. Memaksa pemerintah pindah ke selatan dan kemudian ke negara tetangga, Arab Saudi.

Dalam pernyataannya Rabu (28/8/2024) kemarin Houthi mengatakan sejak musim hujan yang dimulai pada pertengahan Juli lalu 86 orang kehilangan nyawa akibat banjir bandang di Provinsi Hodeida, Reema dan Hajjah.

Pernyataan itu dikeluarkan setelah perdana menteri menggelar pertemuan untuk merespon bencana banjir yang diperkirakan berdampak pada sekitar 33 ribu keluarga.

Bulan Sabit Merah memproyeksikan curah hujan Yaman sepanjang tahun ini lebih rendah namun peristiwa banjir akan lebih parah di musim hujan. Musim hujan dimulai pada akhir Maret, dan hujan semakin deras pada bulan Juli hingga pertengahan Agustus.

Pekan ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan warga Yaman menderita “secara tidak proporsional akibat perubahan iklim karena kapasitas mereka yang sudah berkurang, sumber daya yang terbatas, dan infrastruktur yang rapuh.” WHO memperingatkan hujan lebat diperkirakan akan turun dalam beberapa minggu ke depan.

Konflik membuat sulit untuk menentukan jumlah korban banjir yang sebenarnya.

Koalisi yang dipimpin Arab Saudi memasuki perang pada bulan Maret 2015, yang pada saat itu didukung Amerika Serikat, dalam upaya untuk memulihkan pemerintahan yang diakui internasional. Perang sipil di Yaman telah menewaskan lebih dari 150.000 orang, termasuk warga sipil dan kombatan. Perang ini menyebabkan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement