REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Berbicara selagi makan diperbolehkan dalam ajaran Islam. Namun, sangat dianjurkan berbicara hal-hal yang baik.
Dikutip dari Buku Adab-Adab Makan Seorang Muslim oleh Dr. Aris Munandar S.S., M.P.I, hal ini bertujuan menyelisihi orang-orang kafir yang memiliki kebiasaan tidak mau berbicara sambil makan. Umat diperintahkan untuk menyelisihi mereka dan tidak menyerupai mereka dalam hal-hal yang merupakan ciri khusus mereka.
Ibnul Muflih mengatakan, Ishaq bin Ibrahim bercerita, “Suatu ketika aku makan malam bersama Abu Abdillah, yaitu Imam Ahmad bin Hanbal ditambah satu kerabat beliau. Ketika makan, kami sedikit pun tidak berbicara, sedangkan Imam Ahmad makan sambil mengatakan alhamdulillah dan bismillah setelah itu beliau mengatakan, “Makan sambil memuji Allah itu lebih baik daripada makan sambil diam.”
Tidak aku dapatkan pendapat lain dari Imam Ahmad yang secara tegas menyelisihi nukilan ini. Demikian juga tidak aku temukan dalam pendapat mayoritas ulama pengikut Imam Ahmad yang menyelisihi pendapat beliau di atas. Kemungkinan besar Imam Ahmad berbuat demikian karena mengikuti dalil sebab di antara kebiasaan beliau adalah berupaya semaksimal mungkin untuk sesuai dengan dalil.” (Adab Syariyyah, 3/163).
Dalam al-Adzkar, Imam Nawawi mengatakan, “Dianjurkan berbicara ketika makan. Berkenaan dengan ini terdapat sebuah hadits yang dibawakan oleh Jabir Radhiyallahu ‘Anhu sebagaimana yang kami kemukakan dalam sub “Bab memuji makanan”.
Imam Abu Hamidal-Ghazali dalam kitab al-Ihya mengatakan bahwa termasuk etika makan ialah membicarakan hal-hal yang baik sambil makan, membicarakankisah orang-orang yang shalih dalam makanan.”