Kamis 22 Aug 2024 05:05 WIB

Putin Mencium Alquran di Masjid Usai 13 Tahun tak Injakkan Kaki di Chechnya, Pertanda Apa?

Kunjungan tersebut bertepatan dengan serangan lintas batas Ukraina ke Rusia barat.

Kunjungan Vladimir Putin ke Chechnya
Foto:

Pada Selasa, Putin mengunjungi makam ayah Kadyrov, mantan pemimpin Chechnyam Akhmat Kadyrov. Putin juga mengunjungi sebuah pos komando dan sebuah masjid di ibu kota setempat, Grozny.

Pada pengujung hari, Putin melakukan pembicaraan dengan pemimpin Chechnya, yang mengumumkan bahwa republik tersebut memiliki puluhan ribu pasukan cadangan yang siap melawan Ukraina, menurut laporan media pemerintah Rusia. Laporan tersebut tidak merinci apakah semua pasukan tersebut dikirim untuk mengusir serangan Kyiv ke wilayah Kursk di Rusia.

Kremlin mengandalkan Kadyrov untuk menjaga stabilitas Kaukasus Utara setelah bertahun-tahun mengalami kekacauan. Kelompok hak asasi manusia internasional menuduh pasukan keamanan Kadyrov melakukan pembunuhan di luar proses hukum, penyiksaan dan penculikan terhadap orang-orang yang berbeda pendapat. Meski demikian, pihak berwenang Rusia berulang kali menolak tuntutan penyelidikan.

 

Kremlin mengerahkan pejuang dari Chechnya untuk membantu melindungi Moskow dari pemberontakan kepala tentara bayaran Yevgeny Prigozhin tahun lalu yang berhasil digagalkan. Meski demikian, beberapa pengamat memperingatkan bahwa ambisi Kadyrov juga berpotensi menimbulkan ancaman bagi otoritas federal.

Hingga Selasa malam, baik Kremlin maupun Kadyrov tidak memberikan rincian apa pun tentang tujuan dan waktu kunjungan tak terduga Putin. Kadyrov hanya mengatakan bahwa “jadwal sibuk” menanti pemimpin Rusia tersebut. Putin kemudian mengadakan pembicaraan dengan Kadyrov di kediaman pemimpin Chechnya di Grozny.

Sebelum kunjungan mendadaknya ke Chechnya, Putin pada Selasa sebelumnya berada di Beslan, sebuah kota di provinsi Kaukasus di Ossetia Utara. Dia mengadakan pertemuan pertamanya dalam hampir dua dekade dengan para ibu dari anak-anak yang terbunuh dalam serangan sekolah pada 2004 oleh militan Islam yang meninggalkan Chechnya. Ketika itu, lebih dari 330 orang tewas.

Pada pertemuan tersebut, ia mengecam serangan Kyiv ke wilayah Kursk di Rusia, dan menuduh Ukraina berusaha mengacaukan negara tersebut.“Kami akan menghukum para penjahat. Tidak ada keraguan tentang hal itu,” kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement