Selasa 20 Aug 2024 14:43 WIB

Pesan Rasulullah: Hal Terberat Itu Hidup Jujur

Rasulullah SAW menyebut kejujuran sebagai identitas orang Islam.

Ilustrasi Rasulullah SAW.
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Rasulullah SAW.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seseorang bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, "Ya Rasulullah, terangkan kepadaku, apa yang paling berat dan paling ringan dalam beragama Islam?"

Maka, Nabi SAW bersabda, "Yang paling ringan dalam beragama Islam ialah membaca syahadat, bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah Rasulullah."

Baca Juga

Beliau meneruskan pesannya, "Yang paling berat adalah hidup jujur. Sesungguhnya, tidak ada agama bagi orang yang tidak jujur. Bahkan, tidak ada shalat dan tidak ada zakat bagi mereka yang tidak jujur"(HR Ahmad Bazzar).

Rumusan Rasulullah SAW begitu simpel. Kalau seseorang beriman, mestinya ia juga jujur. Kalau tidak jujur, berarti tidak beriman.

Kalau orang rajin shalat, mestinya juga jujur. Kalau tidak jujur, berarti sia-sialah shalatnya. Kalau orang sudah berzakat, mestinya ia juga jujur. Kalau tidak jujur, berarti zakatnya tidak memberi dampak positif bagi dirinya.

Anas RA berkata, "Dalam hampir setiap khutbahnya, Nabi SAW selalu berpesan tentang kejujuran. Beliau bersabda, 'Tidak ada iman bagi orang yang tidak jujur. Tidak ada agama bagi orang yang tidak konsisten memenuhi janji'."

Ketidakjujuran adalah salah satu karakteristik orang munafik. Rasulullah SAW bersabda, "Ciri orang munafik itu ada tiga, yaitu bicara dusta, berjanji palsu, dan ia berkhianat jika mendapat amanat (tidak jujur)" (HR Bukhari).

Orang jujur itu disayangi Allah. Dan, orang yang tidak jujur dimurkai Allah SWT. Kejujuran menjadi salah satu sifat utama para Nabi, salah satu akhlak penting orang-orang yang saleh.

Kejujuran adalah kunci keberkahan. Kalau kejujuran sudah hilang di tengah-tengah masyarakat, keberkahannya pun akan hilang pula. Dan, apabila keberkahan sudah hilang, kehidupan menjadi kering, hampa tanpa makna.

Suatu kali, Nabi Muhammad SAW ditanya salah seorang sahabat dengan tiga pertanyaan. “Wahai Rasulullah, apakah orang beriman itu bisa mencuri?”

Beliau pun membenarkan, “Benar. Orang beriman bisa mencuri.”

Sahabat itu pun bertanya lagi, “Wahai Rasulullah, apakah orang beriman itu bisa berzina?”

Lagi-lagi, Nabi SAW pun membenarkan. Orang beriman bisa saja khilaf dan jatuh pada perzinaan.

Pertanyaan ketiga, “Wahai Rasulullah, apakah orang beriman itu bisa berbohong?” ujarnya. Kali ini jawaban beliau berbeda.

“Tidak!” tegas Rasulullah SAW (HR Tirmidzi).

Para pembohong diistilahkan sebagai orang-orang munafik yang tempatnya di neraka paling dalam. Ciri orang munafik adalah: ketika berbicara selalu dusta, ketika berjanji selalu mungkir, dan ketika dipercaya ia khianat (HR Bukhari dan Muslim). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement