Ahad 18 Aug 2024 19:48 WIB

PBB Desak Gencatan Senjata Untuk Cegah Wabah Polio di Gaza Palestina

Palestina mengumumkan kasus polio pertama di Jalur Gaza.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Erdy Nasrul
Tim MER-C tiba di RS Indonesia Gaza Utara pada Jumat (9/8/2024) dan akan bertugas selama 1 bulan.
Foto: dok mer-c
Tim MER-C tiba di RS Indonesia Gaza Utara pada Jumat (9/8/2024) dan akan bertugas selama 1 bulan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mendesak pihak-pihak yang terlibat dalam konflik di Gaza untuk memberikan jaminan konkret terkait jeda kemanusiaan, guna memungkinkan pelaksanaan kampanye vaksinasi polio.

Berbicara di markas PBB pada Jumat, Guterres meminta agar jaminan tersebut segera diberikan, mengingat upaya pencegahan dan penanggulangan penyebaran polio di Gaza membutuhkan kerjasama dan tindakan yang cepat.

Baca Juga

“Vaksin paling efektif untuk polio adalah perdamaian dan gencatan senjata kemanusiaan segera,” kata Guterres seperti dilansir Reuters, Ahad (18/8/2024)

“Namun bagaimanapun juga, jeda khusus untuk polio adalah suatu keharusan. Tidak mungkin melakukan kampanye vaksinasi polio ketika perang berkecamuk di mana-mana,” tambah dia.

Palestina mengumumkan kasus polio pertama di Jalur Gaza ditemukan pada seorang bayi berusia 10 bulan di Kota Deir Al-Balah, yang belum menerima vaksin polio.

Guterres mengatakan, PBB siap untuk meluncurkan kampanye vaksin polio di Gaza untuk anak-anak di bawah usia 10 tahun. Akan tetapi, tantangan yang harus dihadapi saat ini sangat besar.

Untuk mencegah penyebaran polio dan mengurangi risikonya, diperlukan cakupan vaksinasi setidaknya 95 persen pada setiap putaran kampanye, terutama mengingat situasi yang kritis di Gaza. Ia menambahkan bahwa keberhasilan kampanye ini membutuhkan dukungan logistic seperti transportasi vaksin dan peralatan pendingin, akses bagi para ahli polio ke Gaza, serta layanan komunikasi yang stabil.

Menurut spesialis polio WHO, Hamid Jafari, polio telah terdeteksi dalam sampel limbah di Deir al-Balah dan Khan Younis. Kemungkinan besar virus tersebut telah menyebar sejak September tahun lalu.

Seorang pejabat senior Barat, yang meminta namanya dirahasiakan, menyebutkan bahwa telah ada satu kasus polio yang dikonfirmasi dan dua kasus yang diduga polio di Gaza. Pejabat tersebut juga menambahkan bahwa jeda kemanusiaan yang mungkin terjadi bukanlah satu jeda panjang, melainkan beberapa jeda singkat.

Pejabat itu juga mengingatkan ancaman penyebaran penyakit yang tidak hanya terbatas di Gaza, dan menyebut kondisi ini sebagai “bom waktu penularan”. Pasalnya, saat musim hujan tiba akhir musim gugur ini, limbah yang terkontaminasi bisa menyebar ke akuifer yang menjadi sumber air bagi Israel, Mesir, dan Yordania.

Polio, yang menyebar terutama melalui jalur fekal-oral, adalah virus yang sangat menular yang dapat menyerang sistem saraf dan menyebabkan kelumpuhan. Anak-anak di bawah usia 5 tahun adalah yang paling berisiko terkena penyakit virus ini, terutama bayi di bawah usia 2 tahun, apalagi setelah kampanye vaksinasi terganggu oleh konflik selama 10 bulan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement