Jumat 16 Aug 2024 10:56 WIB

Kuliti Perang Gaza, Media Israel: Paling Mematikan dan Lebih Parah dari Ukraina

Perang di Gaza tercatat paling berdarah sepanjang Abad ke-21

Syuhada yang gugur saat sholat Subuh di Masjid Al-Tabieen, Gaza
Foto:

Surat kabar tersebut menjelaskan bahwa perang di Gaza telah menyebabkan lebih banyak kematian daripada beberapa peristiwa yang telah menggemparkan masyarakat internasional dalam beberapa tahun terakhir.

Selama genosida Rohingya di Myanmar, misalnya, sekitar 25 ribu orang terbunuh, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa.

“Sebagai contoh, di Yugoslavia, salah satu arena yang paling menonjol adalah Bosnia, dan pada tahun terburuknya (1991), jumlah rata-rata kematian per bulan adalah 2097, dan jumlah total kematian dalam empat tahun adalah 63 ribu,” kata Haaretz.

4.000 syahid per bulan

Haaretz menyimpulkan bahwa tingkat kematian rata-rata di Jalur Gaza diperkirakan mencapai 4.000 orang per bulan, menjadikan perang di Gaza sebagai salah satu perang yang paling banyak menelan korban jiwa sejak awal abad ke-21.

Surat kabar tersebut membandingkan perang Israel di Gaza dengan perang di Ukraina.

Mengenai perbedaan antara Gaza dan daerah lain, surat kabar Israel tersebut mengatakan bahwa “Perbedaan yang paling jelas antara perang abad ke-21 lainnya dan apa yang terjadi di Gaza adalah ukuran wilayah pertempuran, yaitu 360 kilometer persegi, ketidakmampuan penduduk yang tidak ikut bertempur untuk melarikan diri dari perang, dan yang paling penting adalah jumlah korban jiwa dari keseluruhan penduduk.”

Kondisi kehidupan sangat sulit di daerah-daerah yang menurut tentara Israel merupakan zona kemanusiaan, dengan para pengungsi yang menderita kepadatan penduduk, infeksi, kurangnya tempat berlindung yang aman, serta kekurangan obat-obatan dan kebutuhan hidup.

Menurut perkiraan yang belum terkonfirmasi jelas, sekitar dua persen dari populasi telah terbunuh di Suriah seperti di Gaza, tetapi dengan perbedaan penting bahwa perang di sana telah berlangsung selama 13 tahun, kata Haaretz.

“Dalam hal proporsi penduduk yang terbunuh, saya berasumsi bahwa perang di Gaza telah memasuki lima besar dari sepuluh konflik paling kejam di abad ke-21,” tulis surat kabar tersebut mengutip Michael Spagat, seorang profesor di University of London.

Spagat, yang mengkhususkan diri dalam pemantauan korban konflik kekerasan, menekankan, "Jika kita memperhitungkan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membunuh persentase populasi yang begitu besar (2 persen dari populasi Gaza dalam 10 bulan), perang Gaza mungkin akan berada di urutan pertama.”

Angka

Perang Israel di Gaza telah menyebabkan kehancuran besar-besaran dan kelaparan, menewaskan puluhan anak-anak dalam salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia, seperti yang diungkapkan oleh Kementerian Kesehatan di Gaza pada hari Rabu bahwa tentara Israel telah menewaskan 115 bayi yang baru lahir sejak awal perang, setelah syahidnya bayi kembar Issel dan Aysar, yang lahir pada tanggal 10 Agustus.

BACA JUGA: Paskibraka Muslimah 'Dipaksa' Lepas Jilbab, Kiai Cholil: Ini tidak Pancasilais! 

Jumlah korban kelaparan dan malnutrisi akibat perang Israel di Jalur Gaza meningkat menjadi 37 warga Palestina, termasuk anak-anak, setelah Lina al-Syekh Khalil, 4 tahun, meninggal di Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di pusat Gaza akibat perang dan pengepungan.

Pada hari Rabu, Pertahanan Sipil Gaza mengumumkan kematian dua anggota krunya yang ditembak mati oleh tentara Israel di kota selatan Rafah, sehingga jumlah korban gugur menjadi 82 orang sejak awal perang.

Dalam penghinaan terhadap masyarakat internasional, Israel melanjutkan perang tanpa menghiraukan resolusi Dewan Keamanan PBB untuk segera menghentikannya dan perintah Mahkamah Internasional untuk mengambil langkah-langkah untuk mencegah genosida dan memperbaiki situasi kemanusiaan yang sangat buruk di Gaza.

Sumber: aljazeera

photo
BUKTI GENOSIDA ISRAEL - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement