Selasa 13 Aug 2024 23:53 WIB

Ekstremis Yahudi Serbu Al-Aqsa, MUI: Mereka Ingin Merebutnya dan Hancurkan Palestina

Ribuan ekstremis Yahudi serbu Masjid Al-Aqsa

Rep: Muhyidin, Fitrian Zamzami, Andri Saubani / Red: Nashih Nashrullah
Ketua MUI Prof Sudarnoto sebut Israel ingin hancurkan Masjid Al-Aqsa
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA-Pada hari ke-312 perang Israel di Jalur Gaza, 42 warga Palestina gugur syahid akibat gempuran penjajah di beberapa wilayah di Jalur Gaza, 30 di antaranya di kamp Khan Yunis dan Nuseirat di pusat Jalur Gaza, bertepatan dengan pertempuran sengit di Khan Yunis dan Rafah antara perlawanan dan tentara penjajah, dan Israel mengakui bahwa seorang sersan gugur dan dua lainnya terluka akibat tembakan penembak jitu.

Brigade Al-Qassam mengumumkan bahwa mereka menargetkan penjajah dan kendaraan-kendaraan mereka dengan kapak di Jalur Gaza, selain menembaki Tel Aviv dan pinggirannya dengan dua rudal "M90", sementara tentara Israel melaporkan bahwa dua roket ditembakkan dari Gaza tanpa menyalakan sirine, dan mengatakan bahwa satu rudal jatuh ke laut di lepas pantai Tel Aviv dan yang lainnya "tidak melewati perbatasan Israel.

Di Yerusalem yang diduduki, Departemen Wakaf Islam mengatakan bahwa 2958 pemukim ekstremis, termasuk dua menteri dan seorang anggota Knesset, menyerbu halaman Masjid Al-Aqsa sejak Selasa pagi, di bawah perlindungan ketat polisi penjajah, pada hari yang disebut sebagai "hari peringatan penghancuran Bait Suci".

Lebih dari seribu pemukim Israel menyerbu kompleks Masjid al-Aqsa di Yerusalem yang diduduki pada Selasa pagi di bawah perlindungan pasukan polisi Israel. Mereka melakukan ritual Talmud yang sedianya terlarang di kompleks suci umat Islam tersebut.

Menurut Wakaf Islam yang mengelola Masjid al-Aqsa, 1.200 penjajah masuk ke masjid secara berkelompok, melakukan ritual Talmud di halamannya dalam sebuah adegan operasi penyerbuan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ribuan pemukim diperkirakan masih akan menyerbu Masjid Al-Aqsa pada hsore hari waktu setempat.

Kantor berita WAFA melansir, Wakaf Islam menambahkan bahwa pasukan penjajah menghalangi masuknya umat Islam ke halaman Masjid Al-Aqsa sementara mengerahkan pasukan besar di gerbangnya untuk memfasilitasi penyerbuan penjajah ke tempat suci Islam.

Bertepatan dengan serangan tersebut, polisi Israel mengubah Kota Tua Yerusalem menjadi zona militer yang dijaga ketat. Ratusan petugas dikerahkan di sekitar gerbang masjid dan di seluruh Kota Tua. Langkah-langkah keamanan yang ditingkatkan termasuk kontrol ketat terhadap akses jamaah.

Persiapan sedang dilakukan oleh kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan gerakan Temple Mount untuk memperingati apa yang mereka sebut sebagai "Penghancuran Kuil".

Rencana mereka termasuk rantai manusia di sekitar tembok Kota Tua yang dijadwalkan pada Senin malam, dengan acara dimulai dari Tembok Buraq dan meluas menuju Kota Tua. Kemudian dilanjutkan dengan pawai pengibaran bendera.

Selain itu, kelompok-kelompok ini menyerukan serangan besar-besaran ke Masjid Al-Aqsa pada hari Selasa untuk memperingati peristiwa yang sama.

The Times of Israel melaporkan, Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir dan sesama menteri Otzma Yehudit Yitzhak Wasserlauf memasuki Masjid al-Aqsa bersama ratusan orang Yahudi menandai hari puasa Tisha B’Av, yang menandai penghancuran Kuil Yahudi yang pernah berdiri di sana.

Lusinan peziarah yang menemani para menteri sayap kanan berbaring di tanah sambil berdoa, melanggar instruksi polisi dan status quo yang melarang hal tersebut.

Ben Gvir, yang bertanggung jawab atas kepolisian, telah berulang kali mengatakan bahwa menurutnya, orang Yahudi diizinkan untuk salat di sana. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menolak pernyataan tersebut.

Selain itu, Amit Halevi dari Partai Likud juga tiba di Masjid al-Aqsa, meskipun dalam kasusnya, polisi hanya mengizinkan dia masuk sendirian, tanpa sekelompok orang Yahudi lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement