REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, isbal adalah 'memanjangkan kain atau pakaian hingga melebihi mata kaki.' Dalam wacana keagamaan Islam, upaya menghindari isbal kadang kala berkaitan dengan kebiasaan memakai celana cingkrang, khususnya bagi kaum laki-laki.
Bagaimana sesungguhnya hukum isbal dalam berpakaian? Benarkah orang yang memakai celana panjang tidak cingkrang, yakni melebihi mata kaki, kelak akan "masuk neraka"? Kemudian, apakah sah shalat seseorang yang berpakaian secara isbal?
Ada beberapa hadis Nabi Muhammad SAW yang berkaitan dengan isbal. Misalnya, yang kerap dikutip sejumlah orang, adalah sebagai berikut.
ثَلاَثَةٌ لاَ يُكَلِّمُهُمُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَلاَ يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ قَالَ: فَقَرَأَهَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلاَثَ مِرَارًا. قَالَ أَبُو ذَرٍّ: خَابُوا وَخَسِرُوا، مَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: الْمُسْبِلُ، وَالْمَنَّانُ، وَالْمُنَفِّقُ سِلْعَتَهُ بِالْحَلِفِ الْكَاذِبِ
"'Ada tiga golongan yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat dan menerima azab yang pedih.' Kemudian, Rasulullah menyebut tiga golongan itu sebanyak tiga kali.
Kemudian, Abu Dzar berkata, 'Merugilah mereka, siapakah mereka, wahai Rasulullah?'
Nabi SAW bersabda, 'Orang yang suka memanjangkan pakaiannya, yang suka mengungkit-ungkit pemberian, dan orang yang melariskan dagangannya dengan sumpah palsu'" (HR Muslim, Abu Daud, An Nasa'i, dan Ad-Darimi).
Dalam riwayat lain, Nabi SAW bersabda, sebagaimana dituturkan Abdullah bin Umar.
لاَ يَنْظُرُ اللَّهُ إِلَى مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ خُيَلاَءَ
"Allah SWT tidak akan melihat siapapun yang memanjangkan pakaiannya karena sombong" (HR Muslim).
Ada pula hadis lainnya perihal isbal, yaitu yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA. Nabi SAW bersabda, "Apa saja yang di bawah kedua mata kaki (adalah) di dalam neraka" (HR Bukhari, Ibnu Majah, Ahmad).
Sejatinya, seorang Muslim boleh saja mengenakan celana atau setelan isbal selama dalam dirinya tidak terdapat sifat sombong. Sebab, titik tekan pada riwayat-riwayat hadis tentang isbal adalah adanya kesombongan.
View this post on Instagram
Abdullah bin Umar meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda:
“من جر ثوبه خيلاء لم ينظر اللَّه إليه يوم القيامة” ، فقال أبو بكر: يا رَسُول اللَّهِ إن إزاري يسترخي إلا أن أتعاهده. فقال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم: “إنك لست ممن يفعله خيلاء”
"'Barangsiapa menjulurkan pakaiannya karena sombong, maka Allah tidak akan melihatnya pada hari kiamat kelak.'
Kemudian, Abu Bakar berkata, 'Wahai Rasulullah, sesungguhnya salah satu dari sarungku terkadang turun sendiri, kecuali jika aku selalu menjaganya.'
Nabi SAW bersabda, 'Engkau bukan termasuk orang yang melakukan hal itu karena sombong'" (HR Bukhari pada bab "Man Jarro Izaarohu Ghair Khuyala").
Dilansir dari laman muhammadiyah.or.id, Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah sudah mengkaji hadis-hadis Nabi perihal isbal. Majelis menilai, seorang Muslim yang memanjangkan kain sarung atau celananya hingga di bawah mata kaki karena kesombongan berisiko masuk neraka. Jadi, ancaman ini hanya berlaku jika ber-isbal diiringi dengan sikap sombong.