Selasa 13 Aug 2024 07:51 WIB

Sebaran Masjid Kuno Jadi Bukti Hadirnya Diaspora Muslim di Asia Tenggara

Masjid didirikan di atas tiang, ada pula yang ditinggikan tanahnya.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: A.Syalaby Ichsan
Wisatawan berkeliling di kawasan Masjid Agung Demak, Jawa Tengah, Kamis (31/3/2022). Masjid Agung Demak adalah salah satu masjid tertua yang ada di Indonesia. Masjid ini dipercayai pernah menjadi tempat berkumpulnya para ulama (wali) yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa yang disebut dengan Walisongo. Pendiri masjid ini diperkirakan adalah Raden Patah, raja pertama dari Kesultanan Demak sekitar abad ke-15 Masehi. Saat ini Masjid Agung Demak menjadi ikon wisata Kabupaten Demak yang menjadi tujuan pariwisata.
Foto:

Dalam The Mosque History, Architectural Development and Regional Diversity (Frishman and Hasan-Uddin Khan (ed,1997), Hugh O’Neill menguraikan masjid-masjid di Asia Tenggara yang membaginya berdasarkan kronologi waktu yaitu masjid awal, masjid yang dibangun selama abad ke-16, masjid abad ke-17, masjid abad ke-18,  masjid abad ke-19 dan abad ke-20 Masehi.

Contoh masjid awal di antaranya masjid di Leihitu yang dibangun tahun 1414, Masjid Kampong Laut di Malaysia, dan masjid besar di pemukiman Cirebon, Demak, Jepara, Kudus, Tuban, Gresik dan Surabaya.

Masjid abad ke-16 di antaranya Masjid Kerajaan di Bau-Bau, Buton, Masjid Agung Banten, dan Masjid Kudus. Masjid abad ke-17, contohnya adalah masjid di Indrapuri. Masjid abad ke-18, contohnya adalah Masjid Tua Ternate. Masjid abad ke-19 dan ke-20, contohnya adalah masjid di alun-alun Bandung, Sumedang, Garut, Tasikmalaya, Semarang, Pati, Jember, Malang, Pamekasan, dan Sumenep yang dibangun periode 1920 dan 1930-an (masjid yang memiliki menara).

photo
Sejumlah khatib mengikuti tadarus Al Quran di Masjid Kesultanan Ternate, Kota Ternate, Maluku Utara, Senin (18/3/2024). Tadarus Al Quran yang dilaksanakan setelah shalat tarawih tersebut rutin digelar oleh perangkat masjid Kesultanan Ternate yaitu imam dan khatib untuk meningkatkan amal ibadah pada bulan suci Ramadhan dan memohon ampunan dari Allah SWT. - (ANTARA FOTO/Andri Saputra)

Isman menerangkan bahwa kehadiran Islam di berbagai wilayah di Asia Tenggara dapat ditelusuri dalam berbagai bentuk peninggalan berupa nisan atau makam-makam Islam, yang ditandai dengan orientasi bangunannya ke arah Makkah, dan masjid-masjid, yang merupakan sarana tempat ibadah umat Islam, di manapun mereka berada.  

Bukti kehadiran Islam lainnya adalah dijumpainya benteng dan keraton atau istana yang menjadi pusat pemerintahan kesultanan Islam, beserta bangunan pendukungnya. Berbagai artefak Islam juga dijumpai seperti mata uang, benda pusaka, keramik dan peralatan lainnya.

Naskah keagamaan seperti kitab suci Alquran dan naskah kuno keagamaan lainnya juga dijumpai di beberapa wilayah di Asia Tenggara, terutama di dalam lingkungan masjid, pondok pesantren ataupun milik masyarakat lokal dapat menjadi bahan bukti kehadiran Islam di suatu wilayah di Asia Tenggara. 

Meski demikian, tidak semua wilayah di Asia Tenggara memiliki hampir semua jenis peninggalan Islam tersebut. Umumnya hanya di wilayah yang masyarakatnya mendapat pengaruh Islamnya kuat dan Muslimnya menjadi mayoritas saja akan dijumpai peninggalan Islam yang agak lengkap seperti di Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement