Kamis 30 Jun 2022 13:36 WIB

DMI Siap Gelar Konferensi Internasional Masjid ASEAN 2022

Konferensi ini membuka komunikasi dan kolaborasi komunitas masjid ASEAN.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agung Sasongko
Pengendara melintas di dekat bangunan Masjid Al Fattah, Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (7/4/2022). Masjid yang baru diresmikan pembangunannya oleh Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla pada Selasa (22/3/2022) ini disebut-sebut sebagai salah satu bangunan masjid terindah di Indonesia karena mengusung konsep arsitektur minimalis modern dan diklaim ramah lingkungan serta hemat energi.
Foto: Antara/Destyan Sujarwoko
Pengendara melintas di dekat bangunan Masjid Al Fattah, Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (7/4/2022). Masjid yang baru diresmikan pembangunannya oleh Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla pada Selasa (22/3/2022) ini disebut-sebut sebagai salah satu bangunan masjid terindah di Indonesia karena mengusung konsep arsitektur minimalis modern dan diklaim ramah lingkungan serta hemat energi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Masjid Indonesia (DMI) siap menyelenggarakan Konferensi Internasional Komunitas Masjid ASEAN 2022 pada Rabu 20 Juli 2022 mendatang.

Ketua Departemen Hubungan Antar Lembaga, Hubungan Luar Negeri dan Lingkungan Hidup DMI, Hayu Prabowo yang didaulat menjadi ketua panitia pelaksana konferensi menjelaskan, konferensi internasional yang digelar secara daring dan luring terbatas berpusat di Jakarta. Konferensi itu bertujuan untuk saling bertukar informasi dan pemikiran dalam menggalang solidaritas komunitas juga membangun sinergi serta kolaborasi masjid se-ASEAN.

Baca Juga

"Lingkup diskusi dalam konferensi ini terkait membuka komunikasi dan kolaborasi komunitas masjid ASEAN, meningkatkan peran masjid dalam mengatasi isu lingkungan hidup, serta pemanfaatan teknologi digital untuk kepentingan komunitas masjid serta sosialisasi Islam wasthiyah," kata Hayu melalui pesan tertulis kepada Republika, Kamis (30/6/2022).

Menurutnya, masalah perubahan iklim, ekonomi dan pandemi Covid-19 tersebut telah menjadi perhatian dunia, termasuk ASEAN dan kelompok G20 yang merupakan 20 kelompok ekonomi terbesar dunia.

Sementara komunitas ASEAN telah dibentuk pada 2015 lalu dalam upaya memperkuat kohesi dan solidaritas seluruh komponen masyarakat, termasuk kelompok keagamaan dalam mencapai kesejahteraan sosial.

"Presidensi Indonesia di G20 telah menetapkan tiga program pokok yaitu ekonomi digital, lingkungan hidup dan penanggulangan pandemi global, dengan tema recover together, recover stronger, mengindikasikan perlunya dukungan semua pihak, termasuk komunitas masjid," ujar Hayu.

Ketua Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Majelis Ulama Indonesia (LPLH SDA MUI) ini mengatakan, Konferensi Internasional Komunitas Masjid ASEAN 2022 diagendakan dihadiri sekitar 500 peserta dari perwakilan pimpinan DKM Masjid se-ASEAN dan Dewan Pimpinan DMI Provinsi dan Kabupaten seluruh Indonesia, serta Dewan Pengurus Pusat DMI yang direncanakan hadir secara luring.

"Untuk pembicara kunci akan menghadirkan Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi, dan Ketua Umum DMI H.M. Jusuf Kalla, serta beberapa tokoh yang menjadi pembicara yakni Prof KH Nasaruddin Umar, Bunyan Saptomo, pimpinan LPLH SDA MUI dan salah satu bank syariah," jelas Hayu.

Hayu menyatakan, secara umum, fungsi masjid tidak hanya untuk kegiatan ibadah rutin saja, tapi juga masuk pada ranah muamalah. Oleh karenanya, peran masjid tidak hanya untuk menyampaikan pesan keagamaan saja, tapi juga merealisasikan perbuatan kebaikan sebagai cerminan spiritual keagamaan dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat yang majemuk.

"Guna mendukung fungsi Masjid dalam bidang ekonomi, sosial, kemasyarakatan dan kepedulian terhadap lingkungan hidup tersebut, perlu dilakukan pembangunan kapasitas dan penguatan kelembagaan masjid, baik secara nasional dan dengan negara-negara sahabat," ujarnya Hayu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement