Ada hikmah di balik cara Rasulullah SAW merespons tingkah laku orang-orang itu. Sesungguhnya, beliau mengajarkan kepada umatnya mengenai sikap kesabaran dan kelemahlembutan. Keduanya penting diterapkan dalam kehidupan, lebih-lebih kepada saudara seiman.
Betapapun uniknya watak kaum Arab badui, mereka tetap menampilkan keteladanan sebagai umat Rasulullah SAW. Sebagai gambaran, umumnya kelompok etnis ini memiliki sifat dermawan yang melebihi rata-rata.
Qais bin Sa'd mengaku pernah singgah ke tenda kabilah Arab badui. Waktu itu, dia dan kawan-kawan kehabisan bekal di tengah perjalanan nan panjang. Selama tiga hari, sahabat Nabi Muhammad SAW itu dan rombongannya dijamu dengan sajian daging unta yang hangat karena baru dimasak.
Pada malam yang ketiga, Qais akhirnya menyadari. Setiap satu hari, satu unta disembelih oleh tuan rumah untuk para tamunya ini. Ketika ditanya, kepala suku badui itu menjawab, “Sungguh, kami tidak mau menjamu tamu dengan makanan yang telah bermalam (tidak baru).”