REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagaimana kondisi seseorang sesaat setelah meninggal dan jenazahnya dikuburkan? Di tengah masyarakat, berbagai mitos muncul tentang hal ini. Namun, jawaban yang sebenarnya ada dalam ajaran agama Islam.
DIlansir dari Elbalad, para ulama menjelaskan kondisi seseorang setelah kematian dan usai jasadnya dimakamkan. Saat itu, ia berada dalam alam barzakh hingga sampai waktunya hari akhir.
Allah SWT berfirman:
لَعَلِّىۡۤ اَعۡمَلُ صَالِحًـا فِيۡمَا تَرَكۡتُؕ كَلَّا ؕ اِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَآٮِٕلُهَاؕ وَمِنۡ وَّرَآٮِٕهِمۡ بَرۡزَخٌ اِلٰى يَوۡمِ يُبۡعَثُوۡنَ
"'Agar aku dapat berbuat kebajikan yang telah aku tinggalkan.' Sekali-kali tidak! Sesungguhnya itu adalah dalih yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada barzakh sampai pada hari mereka dibangkitkan" (QS al-Mu’minun: 100).
Alam barzakh merupakan bagian dari alam akhirat, karena menjadi alam antara dunia dan akhirat. Dinamakan barzakh karena itu merupakan pembatas atau jalan yang memisahkan dua tempat.
Ada lima perkara yang akan dihadapi seseorang, 5 menit setelah kematian. Yaitu yang pertama, dimulai sesaat setelah dia dikubur. Jenazah akan menyatu dengan tanah, sebagai bahan utama penciptaan manusia, dan merasa kesepian. dia akan merasakan kondisi asing dalam kubur. Semua akan menghadapinya baik mukmin atau kafir.
Kemudian yang kedua dan ketiga, orang itu juga akan menghadapi fitnah kubur dan pertanyaan dua malaikat yang tidak akan luput dirasakan siapapun dari umat manusia atau umat Nabi manapun.
Hal ini akan dimulai sejak langkah para kerabat menjauh dari kubur. Bahkan orang yang meninggal akan mendengarkan gesekan sandal para kerabatnya. Dua malaikat akan bertanya tentang Tuhan Anda, tentang agama Anda, tentang Nabi Anda.
Kemudian yang keempat dan kelima orang akan menghadapi siksa dan nikmat kubur. Nikmat dan keselamatan di alam kubur bagi yang mampu menjawab pertanyaan dua malaikat dengan baik, sementara siksa kubur akan ditimpakan bagi mereka yang tidak mampu menjawabnya. Semua kondisi ini sebenarnya sudah diberi peringatan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya agar bisa menghindar dari siksaan hari akhir. Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ لَا يَسْتَوِي أَصْحَابُ النَّارِ وَأَصْحَابُ الْجَنَّةِ ۚ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمُ الْفَائِزُونَ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Mahamengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik. Tidaklah sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni jannah, penghuni-penghuni jannah itulah orang-orang yang beruntung.” (QS Al Hasyr ayat 18-20).