REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Kisah heroik selalu muncul dari umat Islam sepanjang sejarah dalam menjaga dan mempertahankan Masjid Al-Aqsa. Perjuangan itu bahkan harus mengorbankan jiwa raga mereka.
Imam al-Qadi Ibn al-Arabi al-Maliki al-Andalusi (wafat 543 H/1148 M) mengatakan dalam bukunya 'Siraj al-Muridin' menulis sebagai berikut:
"Ketika bangsa Romawi memasuki Baitul Maqdis pada hari Jumat, tanggal 12 malam bulan Syaban pada tahun 492 H/1099 M, mereka semua berlindung di Masjid Al Aqsa dan duduk di Kubah Rantai, dan ketika bangsa Romawi menutupinya, mereka melaknat dan melemparkan kotoran.
Ketika pasukan Romawi mendatangi kumpulan perempuan itu, mereka melaknat mereka dan melemparkan kotoran ke wajah mereka, lalu tentara Romawi memanennya dengan pedang dan menimpakan kematian kepada mereka. Seseorang yang menyaksikan hal ini di atap Masjid Al-Aqsa mengatakan kepada saya: Jumlah mereka hampir mencapai seribu wanita.”
Seribu wanita! Ya, seribu wanita ditempatkan di Masjid Al-Aqsa sebagai jamaah yang taat, ilmuwan dan orang-orang terpelajar yang bertahan menghadapi serangan biadab terburuk terhadap Masjid Al-Aqsa dalam sejarahnya!
Kita tidak berbicara tentang perjuangan para pria dan wanita yang ditempatkan hari ini untuk membela Al-Aqsa dari kebiadaban penjajah Zionis, yang disiarkan melalui saluran satelit dari waktu ke waktu, tetapi kita berbicara tentang serangan Tentara Salib yang berdarah di Masjid Al-Aqsa hampir seribu tahun yang lalu!
Seperti yang diceritakan oleh Imam Ibn al-Arabi - dalam teks yang disebutkan di atas - bahwa di Al-Aqsa pada waktu itu terdapat Rabath yang terdiri dari sekitar seribu wanita yang mengikuti kajian ilmiah feminis, dan mereka berubah pada saat penyerangan yang mengerikan itu menjadi para pembela Al-Aqsa yang gigih ketika tentara Salib masuk ke halamannya, dan mereka terjun untuk membela Al-Aqsa hingga semuanya menjadi martir dengan tetap bersabar dan tabah.
Baca juga: Iran Pesan Sistem Pertahanan Udara Canggih dari Rusia, Siap Serang Israel?
Adegan pembuka yang mulia ini, yang sudah lama dan diperbarui dalam perjuangan gerakan "Wanita Al-Aqsa" saat ini, adalah tempat terbaik untuk memulai ketika kita mencoba untuk menggambar dengan pena tentang status Masjid Al-Aqsa di hati orang Arab dan Muslim.
Hal pertama yang menonjol dalam sejarah Masjid Al-Aqsa adalah bagaimana keputusan dibuat untuk melaksanakan proyek pertama untuk mengembangkan pembangunannya dalam sejarah Islam! Pembangunan Kubah Batu di Masjid Al-Aqsa adalah hasil dari nasihat Khalifah kepada umat Islam, dan dibangun dengan partisipasi umat, dan mungkin dengan "konsensus" umat pada saat itu.
Hal lain...