REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA, MUI.OR.ID— Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengajak umat Islam melaksanakan shalat ghaib atas wafatnya Asy-Syahid Ismail Haniyeh.
Hal itu tertuang melalui surat yang dikeluarkan MUI Nomor: Kep-50/DP-MUI/VIII/2024 yang ditandatangani oleh Ketua Umum MUI KH Anwar Iskandar dan Sekjen MUI Buya Amirsyah Tambunan.
Dalam surat tersebut, MUI juga menyampaikan duka yang mendalam atas wafatnya Asy-Syahid Ismail Haniyeh. MUI menyebut Ismail Haniyeh sebagai tokoh utama perlawanan rakyat Palestina terhadap Israel.
"Oleh karena itu, Dewan Pimpinan MUI mengimbau kepada Dewan Pimpinan MUI Provinsi se-Indonesia, ketua umum Ormas Islam se-Indonesia, pimpinan pondok pesantren, perguruan tinggi Islam, dan umat Islam sedunia untuk melaksanakan Shalat Ghaib untuk almarhum Asy-Syahid Ismail pada seusai shalat Jumat 2 Agustus 2024," tulis dalam surat tersebut, dikutip dari MUIDigital, Jumat (2/8/2024).
Lebih lanjut, dalam surat tersebut, MUI juga mengimbau agar umat Islam terus mendoakan agar para pejuang kemerdekaan bangsa Palestina diberi keselamatan dan kemenangan.
Selain itu, MUI juga menyerukan kepada umat Islam agar terus membantu bangsa Palestina dalam meraih kemerdekaannya. Bantuan tersebut dalam bentuk materi berupa makanan, pakaian, obat-obatan, dan fasilitas lainnya.
"Maupun bantuan non materi yang bermanfaat bagi bangsa Palestina. Meminta PBB untuk menjatuhkan sanksi kepada pemerintah Israel atas kejahatan kemanusiaan yang dilakukannya," ungkapnya.
Jenazah kepala politik Hamas, Ismail Haniyeh tiba di ibu kota Qatar, Doha pada Kamis (1/8/2024). Jenazah Ismail Haniyeh dibawa dari Iran ke Doha untuk dimakamkan pada Jumat (2/8/2024) menurut media Qatar.
Dikutip dari laman Anadolu, Jumat (2/8/2024), upacara pemakaman umum terlebih dahulu diadakan pada Kamis (1/8/2024) pagi di ibu kota Iran, Teheran dengan dihadiri banyak pelayat dan pejabat yang hadir, termasuk Presiden Iran Masoud Pezeshkian, kata laporan media.
Baca juga: Lantas Benarkah Kakek Habib Luthfi Bin Yahya Pekalongan Termasuk Pendiri NU?
Kelompok perlawanan Palestina dan Iran mengumumkan wafatnya Haniyeh dalam serangan udara Israel pada Rabu (31/7/2024) pagi yang menargetkan kediamannya di Teheran, sehari setelah ia menghadiri pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian.
Meskipun Israel tetap bungkam tentang pembunuhan itu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah mengisyaratkan keterlibatan Tel Aviv dalam pembunuhannya.
Israel yang mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutalnya yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Setidaknya 39.445 warga Palestina telah wafat sejak saat itu, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak, dan lebih dari 91 ribu orang terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Hampir 10 bulan setelah perang Israel, sebagian besar Gaza telah hancur di tengah blokade yang melumpuhkan yang telah merampas makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Israel telah dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang telah memerintahkannya untuk segera menghentikan operasi militernya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina.