REPUBLIKA.CO.ID, Salah satu lagu viral yang sedang menarik perhatian warganet yakni lagu Gala Bunga Matahari yang dinyanyikan Sal Priadi. Tembang tersebut mengungkap tentang kerinduan seseorang terhadap dia yang sudah tiada di alam yang berbeda.
Berikut kutipan lirik dari lagu tersebut yang dikutip dari akun Youtube Visioneight.
Mungkinkah, mungkinkah
Mungkinkah kau mampir hari ini?
Bila tidak mirip kau
Jadilah bunga matahari
Yang tiba-tiba mekar di taman
Meski bicara dengan bahasa tumbuhan
Ceritakan padaku
Bagaimana tempat tinggalmu yang baru
Dalam lirik ini, diceritakan apakah mungkin dia yang sudah berbeda alam bisa bertemu dengan keluarga, teman, atau kekasihnya di dunia. Dunia Roh sesungguhnya menjadi bahan pembahasan yang penting di dalam Islam.
Setelah dicabut nyawa dari raga, manusia pun mempertanggungjawabkan segenap amal perbuatannya. Ibnu Qayyim al Jauzi dalam bukunya, Roh, menjelaskan, roh terdiri dari dua macam. Satu roh yang mendapatkan siksaan kedua orah yang mendapat kenikmatan. Roh yang mendapatkan siksaan akan disibukkan oleh siksaan yang menimpanya. Dia tidak bisa saling berkunjung dan bertemu.
Sementara itu, para roh yang mendapat kenikmatan mendapat kebebasan dan tidak terbelenggu. Mereka pun bisa saling berkunjung dan bertemu serta mengingatkan apa yang pernah terjadi di dunia dan apa yang akan dialami para penghuni dunia lainnya. Setiap roh bersama pendampingnya, yang menyerupai amalnya. Roh Nabi SAW berada di sisi Pendamping Yang Maha Tinggi.
“Dan siapa yang menaati Allah dan Rasul(Nya) mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah yaitu para nabi, para shiddiqin, syuhada dan orang-orang yang shalih dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS An-Nisa: 69).
Menurut Ibnu Qayyim, kebersamaan ini berlaku di dunia, di alam Barzakh dan di hari pembalasan. Di tiga alam ini, seseorang bersama orang lain yang dicintainya.
Dari hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abid-Dunya, Yahya bin Abdurrahman bin Abu Labibah, dari kakeknya, dia berkata, “Ketika Bisyr bin Al-Bara’ bin Ma’rur meninggal dunia, aku justru melihat kegembiraan memancar dari muka Ummu Bisyr. Dia berkata, “Wahai Rasulullah, dia senantiasa berharap meninggal lebih dahulu dari Bani Salamah. Lalu apakah orang-orang yang sudah meninggal itu bisa saling mengenal sehingga aku dapat mengirimkan salam kepadanya?”
Beliau menjawab, “Benar. Demi diriku yang ada di tangan-Nya wahai Ummu Bisyr. Mereka saling mengenal sebagaimana burung di pucuk pohon yang juga saling mengenal.”
Tidaklah seseorang dari Bani Salamah yang akan meninggal, melainkan Ummu Bisyr menemui orang itu dan berkata kepadanya, “Wahai fulan, semoga kesejahteraan dilimpahkan kepadamu.” Orang itu menjawab, “Semoga kesejahteraan juga dilimpahkan kepadamu.” Ummu Bisyr pun berkata, “Tolong sampaikan salam kepada Bisyr.”