Selasa 30 Jul 2024 05:10 WIB

Membaca Tujuh Tanda Kedatangan Al-Masih Si Pendusta, Mesiah yang Dinantikan Bangsa Yahudi

Al-Masih yang mereka tunggu bukanlah kedatangan Nabi Isa al-Masih.

Serangan terhadap umat Kristen meningkat selama akhir pekan di awal hari raya Yahudi Sukkot, ketika puluhan ribu pemukim ilegal Israel berbaris memasuki Yerusalem.
Foto: AP
Serangan terhadap umat Kristen meningkat selama akhir pekan di awal hari raya Yahudi Sukkot, ketika puluhan ribu pemukim ilegal Israel berbaris memasuki Yerusalem.

REPUBLIKA.CO.ID, Israel memang bukan ‘negara’ biasa. Dia merupakan sebuah pertanda, terutama bagi penganut Islam, Kristen, dan Yahudi. Seperti ditulis pakar eskatologi Islam, Imran Hosein, dalam bukunya, Jerusalem in the Qur’an, Yahudi meyakini restorasi Israel —setelah dua ribu tahun Kerajaan Israel dihancurkan— merupakan satu dari tujuh tanda kehadiran Mahsiah, atau Moshiah, atau Mashiach, atau Moshiach.

Itu adalah bahasa Ibrani dari al-Masih atau Messiah. Tapi, al-Masih yang mereka tunggu bukanlah kedatangan Nabi Isa al-Masih, sebagaimana keyakinan Islam dan Kristen. Mereka menunggu Messiah yang lain.

Baca Juga

Meski sedang berlangsung, restorasi Israel tersebut belumlah sempurna. Yang dimaksud restorasi Israel bukanlah sekadar pendirian negara Israel, tapi juga negara dengan luas seperti pada era Nabi Daud, yang merupakan era keemasan Bani Israil. Bahkan, gerakan Zionis saat ini menambahkannya dengan gagasan Israel Raya (Eretz Yisrael), yang membentang dari Delta Nil (yang kini masih dikuasai Mesir) hingga ke Sungai Eufrat (yang kini masih dikuasai oleh Irak), seperti yang tertulis di Kitab Genesis, bahkan lebih luas lagi.

Tanda kedua, dari kehadiran Messiah versi Yahudi, ini, adalah kembalinya orang-orang Ya hudi yang semula terpencar (diaspora) ke Tanah Suci (Yerusalem). Tanda kedua ini telah lama ber langsung, dan masih berlangsung sampai saat ini. Terus mengalirnya orang-orang Yahudi dari berbagai penjuru dunia ke Israel, membu tuh kan tem pat tinggal. Dan, persoalan inilah yang sampai saat ini terus menerus memicu persoalan, karena Israel te rus mem bangun pemukiman baru, dan mengusir orang Arab.

photo
Infografis Alquran Bantah Orang Yahudi akan Jadi Penghuni Surga - (Republika.co.id)

Tanda ketiga, adalah pembebasan Tanah Suci (Yeru salem) dari tangan goyim (sebutan untuk semua orang non-Yahudi). Tanda ketiga ini pun sudah terjadi, tapi juga belum sepenuhnya sempurna.

Pada 1948, saat Israel diproklamasikan, mereka telah me nguasai Yerusalem Barat. Setahun kemudian, Israel menobatkan Yerusalem sebagai ibu kota. Bahkan, saat itu, parlemen Israel (Knesset) yang semula di Tel Aviv, telah diboyong ke sana. Namun, saat itu, Yerusalem Timur —yang meru pakan lokasi Kota Tua Yerusalem, dan merupakan tempat berdirinya situs penting tiga agama, termasuk Masjid al-Aqsa— masih dikuasai bangsa Arab (Yordania). Yerusalem Timur dicaplok Israel, setelah Perang Enam Hari pada 1967.

Meski Israel secara sempurna telah menguasai Yerusalem, dan mengklaim Yerusalem sebagai ibu kota abadi Israel, namun sampai saat ini prosesnya masih tarik-ulur. Pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel itu kerap muncul dalam kampanye presiden Amerika Serikat, terutama Donald Trump.

 

Pembangunan Kuil Sulaiman.. 

 

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement