Ahad 28 Jul 2024 17:34 WIB

Elon Musk Tuding Parodi The Last Supper Olimpiade Paris tak Hormati Umat Kristen

Pihak Olimpiade menyatakan bahwa pertunjukan tersebut interpretasi dari Dionysus.

Salah satu penampilan di seremoni pembukaan Olimpiade Paris 2024.
Foto:

Dilansir dari laman Britannica, The Last Supper  merupakan salah satu karya seni paling terkenal di dunia yang dilukis oleh Leonardo da Vinci kemungkinan antara tahun 1495 dan 1498. Da Vinci melukisnya untuk biara Dominikan Santa Maria delle Grazie di Milan. Lukisan ini menggambarkan adegan dramatis berupa beberapa momen yang berhubungan erat dalam Injil, termasuk Matius 26:21-28, di mana Yesus menyatakan bahwa salah satu dari para Rasul akan mengkhianatinya dan kemudian melembagakan Ekaristi atau perjamuan kudus.

Menurut keyakinan Leonardo, postur tubuh, gerak tubuh, dan ekspresi harus mewujudkan “gagasan pikiran,” masing-masing dari 12 murid bereaksi dengan cara yang dianggap sesuai dengan kepribadian orang tersebut. Hasilnya adalah sebuah studi yang rumit mengenai emosi manusia yang bervariasi, yang ditampilkan dalam komposisi yang tampak sederhana.

photo
Leonardo Davinci - (Youtube)

Interpretasi dari para seniman LGBT yang menampilkan pertunjukan tersebut dalam Olimpiade Paris 2024 menuai polemik khususnya bagi para penganut Kristiani.

“Ini gila. Membuka acara Anda dengan mengganti Yesus dan para murid di Perjamuan Terakhir dengan orang-orang yang mengenakan kostum,” kata Clint Russel, pembawa acara podcast Liberty Lockdown, dengan marah di X.

“Ada 2,4 miliar orang Kristen di dunia dan rupanya Olimpiade ingin menyatakan dengan lantang kepada mereka semua, langsung dari pintu gerbang, Tidak Diterima,” kata Russel.

Para pengguna media sosial menuduh para drag queen mengejek agama Kristen dengan meniru Perjamuan Terakhir. Netizen pun merasa bahwa kelompok ini mengolok-olok agama Kristen.  Politisi Prancis bahkan mengecam pertunjukan tersebut.

Seorang penganut Katolik, Marion Maréchal, menanggapi X dengan mengatakan: “Kepada semua orang Kristen di dunia yang menyaksikan upacara #Paris2024 dan merasa terhina oleh parodi ratu drag queen tentang Perjamuan Terakhir ini, ketahuilah bahwa bukan Prancis yang berbicara, melainkan minoritas sayap kiri yang siap melakukan provokasi apa pun.”

Banyak pengguna media sosial lainnya yang memuji pertunjukan tersebut sebagai sesuatu yang bersejarah, terutama setelah pertunjukan tersebut diikuti oleh tiga drag queen yang membawa obor Olimpiade untuk pertama kalinya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement