Meskipun Nadler banyak mengkritik Netanyahu, ia menyatakan bahwa komitmennya terhadap "Israel" mengharuskannya menghadiri sidang Kongres pada hari Rabu (24/7/2024). Namun, beberapa anggota parlemen dan pejabat tinggi dari Partai Demokrat tidak akan menghadiri pidato Netanyahu. Situasi ini telah memicu pertengkaran antara Demokrat dan Republik, yang dijadikan senjata untuk tujuan politik menjelang pemilihan presiden yang penting.
Wakil Presiden Kamala Harris , calon terdepan untuk nominasi Demokrat pada pemilihan mendatang, akan sibuk di Indianapolis memberikan pidato utama, namun kantornya menolak untuk mengadopsi tindakannya sebagai bentuk boikot.
Presiden Senat Amerika Serikat Patty Murray, Senator Bernie Sanders, Senator Tim Kaine, dan Senator Chris Van Hollen termasuk di antara mereka yang tidak akan menghadiri pidato Netanyahu.
Di sisi lain, para pemimpin Partai Republik mengkritik Harris atas dugaan "pemboikotan" pidato Netanyahu, saat partai-partai politik terkemuka Amerika bertengkar mengenai hubungan AS-Israel.
"Bagi saya, sangat keterlaluan dan tidak dapat dimaafkan bahwa Kamala Harris memboikot [pidato Netanyahu]. Kamala Harris akan meninggalkan tempat duduknya. Ia tidak akan hadir karena ia menolak untuk hadir. Ia harus bertanggung jawab atas hal itu," kata Ketua DPR AS Mike Johnson pada hari Selasa.
Kunjungan Netanyahu ke Amerika Serikat telah lama dihindari oleh pemerintahan Biden, yang menolak untuk menjamunya karena desakan pemerintahnya untuk melakukan reformasi hukum yang kontroversial. Kali ini, kedatangan Netanyahu tidak hanya memicu boikot dari tokoh-tokoh penting Demokrat tetapi juga memicu protes terhadap perang Israel yang sedang berlangsung di Gaza.
Perkembangan ini menyoroti perpecahan yang semakin dalam baik dalam politik internal maupun politik bersama AS dan Israel, yang menjadi panggung bagi pemilihan penting pada tanggal 5 November 2024.
Ikuti Whatsapp Channel Republika