REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kedutaan Besar Mesir di Indonesia menyelenggarakan hari nasional negaranya di Hotel Westin Jakarta pada Senin (22/7/2024). Acara ini dihadiri sejumlah tokoh nasional. Mereka adalah Wakil Presiden RI periode 2004-2009 dan 2014-2019 M Jusuf Kalla (JK), Ketua ASFA Foundation Komjen Pol (Purn) Syafruddin, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf, dan lainnya.
“Indonesia dan Mesir terhubung sejak lama dan bekerja sama dalam ekonomi dan pendidikan,” Duta Besar Mesir untuk Indonesia Yasser Hassan Farag Elshemy dalam sambutannya.
Setiap tahun Universitas Al Azhar Mesir memberikan beasiswa kepada pelajar Indonesia. Mereka mencari ilmu dan mendapatkan pengalaman berharga. Setamat belajar di Al Azhar Mesir, mereka kembali ke Indonesia untuk mendakwahkan pesan damai dan wasathiyah kepada masyarakat luas.
Pada tahun 2024, terdapat 15 ribu mahasiswa Indonesia belajar di Universitas Al Azhar Mesir. Tersebar di berbagai program studi keilmuan, mereka mendalami wasathiyah, berbagai tradisi keilmuan, dan berjejaring. Kelak mereka akan kembali ke Tanah Air dan menyebarluaskan kearifan Islam kepada masyarakat luas.
Wakil Presiden RI periode 2004-2009 dan 2014-2019 M Jusuf Kalla menjelaskan, Mesir merupakan salah satu tujuan pelajar Indonesia mencari ilmu. “Banyak ulama belajar di sana kemudian memberikan pengaruh besar terhadap kemajuan bangsa,” ujarnya.
Ketua ASFA Foundation Komjen Pol (Purn) Syafruddin mengapresiasi Mesir sebagai negara yang banyak berkontribusi kepada kemajuan Islam dan perdamaian. Terutama berkat keberadaan Al Azhar di sana, Mesir menjadi tujuan strategis untuk studi dan meningkatkan kapasitas SDM.
“Kami dari ASFA Foundation banyak memfasilitasi pemuda untuk belajar di sana. Mereka mengembangkan diri dengan belajar dan mendapatkan pengalaman, kemudian kembali ke Tanah Air untuk mengembangkan lembaga tempat mereka berkhidmah dan mempersiapkan SDM untuk membangun Indonesia,” ujat Wakil Kapolri periode 2016-2018 tersebut.
Syafruddin mendukung hubungan baik Indonesia dan Mesir terus terjalin. Keduanya sama-sama memperkuat ekonomi dan pendidikan, sehingga kapasitas SDM di masing-masing negara menjadi unggul. Dengan begitu, keduanya semakin berperan strategis mewujudkan perdamaian dunia.