Selasa 23 Jul 2024 21:27 WIB

Mulanya Imam Ghazali Bertemu Guru Spiritual

Imam Ghazali mulanya merasa heran, mengapa sang adik selalu hindari dirinya.

Ilustrasi wajah Imam Al-Ghazali.
Foto:

Sesudah salam dan shalat selesai, beberapa jamaah mulai berbisik-bisik satu sama lain. Hati Imam Ghazali kian gusar.

Sesampainya di rumah, ia segera meminta penjelasan langsung dari adiknya itu.

“Mengapa kamu membatalkan makmum kepadaku!? Apakah kamu menganggap shalat yang aku imami tidak sah?” tanya dia dengan nada tinggi.

“Aku melihat pakaianmu berlumuran darah,” jawab Ahmad.

Ghazali tidak mengerti maksud perkataan adiknya itu. Ia melihat dengan jelas, gamis yang dikenakannya bersih, tak ada noda sedikitpun.

Ia pun beranjak ke kamarnya dan kemudian berupaya menenangkan perasaannya.

Beberapa jam kemudian, ia tersadar. Benar bahwa belakangan ini, persis sebelum shalat, dirinya sering membuka-buka buku tentang hukum fikih.

Kebetulan, sesaat sebelum berangkat ke masjid tadi dirinya sempat membuka bab tentang bersuci (thaharah). Malahan, saat sedang mengimami shalat tadi pun pikirannya tebersit pada soal hukum tentang darah haid perempuan.

Ghazali segera keluar dari kamarnya dan menjumpai adiknya itu untuk meminta maaf. “Bagaimana mungkin engkau bisa mengatahui apa yang aku pikirkan tadi saat menjadi imam shalat?” tanya dia.

Ahmad menjawab, "Aku berguru kepada seorang ulama yang tidak terkenal di pinggiran kota. Namanya, Syekh Al Utaqy. Dia alim, tetapi sehari-hari bekerja sebagai tukang sol sepatu di toko dekat pasar.”

Karena penasaran, Ghazali pun pergi menemui orang alim tersebut keesokan harinya. Sesampainya di pasar yang dimaksud, ia pun berhasil menemukan Syekh Al Utaqy.

“Izinkanlah aku untuk menjadi muridmu,” pintanya.

“Aku kira, kamu tidak akan sanggup,” jawab Al Utaqy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement