Selasa 23 Jul 2024 20:13 WIB

Biografi Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari

Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari adalah seorang ulama besar dari Kalimantan Selatan.

(ilustrasi) Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari
Foto:

Setelah bertolak dari Mesir, Empat Serangkai itu hendak menunaikan ibadah haji perpisahan. Tak disangka, mereka berjumpa dengan adik Arsyad, Zainal Abidin, di Makkah.

Ia mengabarkan bahwa anak kandung Arsyad, Fatimah (sumber lain menyatakan: Syarifah), telah beranjak dewasa dan menitipkan cincin kepadanya sebagai tanda sudah siap berumah tangga.

Arsyad ingin seorang di antara sahabat-sahabatnya bersedia menyambut keinginan ini. Kemudian, diajukanlah lamaran untuk Fatimah.

Agar adil, Arysad mengundi nama-nama ketiga teman karibnya itu. Hasil undian memunculkan Abdul Wahab al-Makassari. Dengan demikian, berlangsunglah pernikahan antara Fatimah yang diwakili ayahnya, Muhammad Arsyad, dan Abdul Wahab. Adapun saksi-saksi adalah Zainal Abidin, Abdul Shomad al-Palimbani, dan Abdul Rahman al-Batawi.

Kembali ke Tanah Air

Pada 1772, Syekh Muhammad Arsyad tiba di Banjar. Perayaan pun digelar di ibu kota Kesultanan Banjar demi menyambut kedatangannya dari Tanah Suci.

Sultan Tahlilullah II memberikan kedudukan kepadanya sebagai kadi negeri. Jabatan ini setara dengan penasihat raja. Syekh Arsyad al-Banjar juga mendirikan Pesantren Dalam Pagar di atas tanah milik sultan.

Syekh Muhammad Arsyad juga giat menulis. Karya-karyanya yang masyhur antara lain adalah Sabi al-Muhtadin li at-Tafaqquh fi Amriddin, Kitab Kanz al-Makrifah, Kitab Ushuluddin, Kitab Nuqtatul Ajlan, Tuhfat al-Raghibin, Luqtat al-’Ijlan fi Bayan al-Haid wa Istihada wa Nifas al-Niswan, al-Qawl al-Mukhtasar, dan Kitab Fara’id.

Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari wafat dalam usia yang melampaui satu abad, 108 tahun, pada 1812.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement