REPUBLIKA.CO.ID,GAZA — Tentara zionis Israel kembali menunjukkan kebiadabannya pada operasi militer di Gaza pada Senin (22/7/2024). Dalam operasi ke Khan Younis tersebut, penjajah melakukan delapan pembantaian terhadap keluarga-keluarga di Gaza.
“Diperbarui.. Jumlah korban khusus dari target dan pembantaian penjajah Israel di Gubernuran Khan Younis kemarin 73 orang syahid, termasuk 24 anak-anak dan 15 wanita dan lebih dari 270 orang luka-luka,”ujar Kementerian Kesehatan Gaza di Palestina lewat keterangan tertulis kepada Republika, Selasa (23/7/2024).
Menurut Kementerian Kesehatan, sejumlah korban masih tertimbun reruntuhan. Banyak jenazah masih berada di jalan-jalan, sementara ambulans serta kru pertahanan sipil tidak dapat menjangkau mereka. Sementara itu, jumlah korban agresi Israel telah meningkat menjadi 39.090 orang syahid dan 90.147 orang luka-luka sejak tanggal 7 Oktober lalu.
“Kami mengimbau kepada keluarga para syuhada dan korban hilang dalam perang di Gaza untuk melengkapi data-data mereka dengan mendaftarkan diri melalui tautan terlampir, agar dapat melengkapi data-data mereka melalui catatan Kementerian Kesehatan,”tulis Kementerian Kesehatan.
Kantor berita WAFA melansir, pesawat-pesawat tempur penjajah melancarkan pengeboman intensif di lingkungan timur kota Khan Younis dan kota-kota kecilnya setelah perintah dikeluarkan untuk segera mengevakuasi wilayah timur dan menuju wilayah baru di Al-Mawasi di sebelah barat.
Sumber-sumber lokal mengatakan bahwa pasukan pendudukan tidak memberikan waktu kepada warga sipil untuk mengungsi. Mereka langsung melakukan pemboman intensif di kota tersebut, yang mengakibatkan terbunuhnya sedikitnya 50 orang dan puluhan lainnya luka-luka.
Wilayah timur kota mulai mengalami perpindahan massal ke wilayah barat, khususnya Al-Mawasi. Dalam konteks terkait, Kompleks Medis Nasser, yang terletak di Khan Younis, dalam sebuah pernyataan meminta warga sipil untuk “segera” mendonorkan darahnya demi kepentingan orang-orang yang terluka dan sakit karena sangat kekurangan unit darah di dalam kompleks tersebut.
Kekurangan ini menimbulkan ancaman serius terhadap kehidupan orang-orang terluka mengingat pembantaian yang sedang berlangsung yang dilakukan oleh pasukan penjajah terhadap orang-orang yang tidak bersalah dan warga sipil.
Sementara itu, Rumah Sakit Nasser mengatakan menerima ratusan jenazah dan korban dan luka-luka dalam waktu tiga jam, akibat serangan udara yang sedang berlangsung di sebelah timur kota.
“Kami kehilangan nyawa orang yang sakit dan terluka karena kurangnya kemampuan. Kami tidak memiliki sumber daya dan persediaan minimum untuk merawat mereka yang terluka,” kata juru bicara Rumah Sakit Nasser Mohammed Sakr.
“Situasi di Kompleks Medis Nasser tidak terkendali. Kami telah menerima ratusan korban dan kematian dalam atau selama tiga jam. Situasi kami sangat buruk. Kami perlu didukung oleh pasokan dan peralatan medis,” jelas dia.