Selasa 16 Jul 2024 07:36 WIB

Fatah-Hamas akan Kembali Gelar Pembicaraan Rekonsiliasi di Cina

Hamas dan Fatah telah terlibat perselisihan selama belasan tahun.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Muhammad Hafil
Hamas-Fatah
Hamas-Fatah

REPUBLIKA.CO.ID,RAMALLAH – Para petinggi kelompok Hamas dan Fatah dilaporkan akan kembali melakukan pertemuan di Beijing, Cina, bulan ini. Negeri Tirai Bambu telah menjadi tuan rumah pembicaraan rekonsiliasi Hamas-Fatah pada April lalu.

Laporan Al Arabiya, Senin (15/7/2024), mengutip beberapa sumber Fatah mengungkapkan, dalam pertemuan di Beijing nanti, delegasi Hamas akan dipimpin langsung oleh kepala biro politik Hamas, yakni Ismail Haniyeh. Sementara delegasi Fatah bakal dipimpin wakil ketua mereka, yaitu Mahmoud Alul.

Baca Juga

Menurut Wakil Sekretaris Jenderal Komite Pusat Fatah, Sabri Saidam, kedua delegasi akan melakukan pertemuan dengan para pejabat Cina di Beijing pada 20-21 Juli 2024. “(Tujuan pertemuan) adalah mengakhiri perpecahan (Hamas-Fatah) dengan komitmen terhadap perjanjian masa lalu dan menyepakati hubungan antar-kelompok Palestina pada tahap berikutnya,” ucap Saidam.

Hamas belum memberikan komentar resmi terkait kabar agenda pertemuannya dengan perwakilan Fatah di Beijing. Pada April lalu. perwakilan Fatah dan Hamas telah melangsungkan pertemuan di Beijing. Cina mengundang mereka untuk membahas tentang rekonsiliasi nasional Palestina.

“Atas undangan pihak Cina, perwakilan Gerakan Pembebasan Nasional Palestina (Fatah) dan Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) baru-baru ini datang ke Beijing untuk melakukan dialog yang mendalam dan jujur tentang mempromosikan rekonsiliasi Palestina,” ungkap Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina Lin Jian dalam pengarahan pers pada 30 April 2024 lalu.

Meski tak menyinggung secara spesifik kapan pertemuan Fatah-Hamas tersebut berlangsung di Beijing, Lin mengatakan pertemuan dua faksi besar Palestina tersebut berlangsung positif. “Kedua belah pihak sepenuhnya menyatakan keinginan politik mereka untuk mewujudkan rekonsiliasi melalui dialog dan konsultasi, melakukan diskusi mengenai banyak isu spesifik, dan mencapai kemajuan yang menggembirakan. Mereka sepakat untuk melanjutkan proses dialog ini guna mencapai solidaritas dan persatuan Palestina sejak dini,” katanya.

Menurut Lin, baik Fatah dan Hamas sama-sama menghargai dukungan Cina terhadap Palestina. “Mereka (Fatah-Hamas) sangat menghargai dukungan tegas Cina terhadap perjuangan adil rakyat Palestina dalam memulihkan hak-hak nasional mereka yang sah, berterima kasih kepada pihak Cina atas upayanya membantu memperkuat persatuan internal Palestina, dan mencapai kesepakatan mengenai gagasan untuk dialog di masa depan,” ujarnya.

Hamas dan Fatah telah terlibat perselisihan selama belasan tahun. Perselisihan bermula ketika Hamas memenangkan pemilihan umum (pemilu) Palestina tahun 2006. Fatah dan masyarakat internasional menolak mengakui kemenangan Hamas.

Pada Juni 2007, Hamas merebut kendali atas pemerintahan di Jalur Gaza. Sementara Fatah dengan Otoritas Palestina-nya menjalankan pemerintahan di Tepi Barat. Sejak saat itu, Hamas dan Fatah menjadi dua kutub berseberangan. Beberapa upaya rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah sempat dilakukan. Namun sejauh ini hal tersebut belum membuahkan hasil positif.

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement