Ahad 14 Jul 2024 05:54 WIB

Warga Gaza Terus Dibantai, Mesir: Israel Persulit Upaya Gencatan Senjata

Kairo mengutuk keras peristiwa di Al-Mawasi

Warga Palestina memegang jenazah kerabatnya yang tewas dalam pemboman Israel di Jalur Gaza, di sebuah rumah sakit di Deir al-Balah, Sabtu, 13 Juli 2024.
Foto: AP Photo/Abdel Kareem Hana
Warga Palestina memegang jenazah kerabatnya yang tewas dalam pemboman Israel di Jalur Gaza, di sebuah rumah sakit di Deir al-Balah, Sabtu, 13 Juli 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Serangan Israel yang terus berlanjut terhadap tempat sipil di jalur Gaza mempersulit upaya para mediator menuju kesepakatan gencatan senjata, kata Kementerian Luar Negeri Mesir, Sabtu (13/7/2024).

Sebelumnya pada hari yang sama, pasukan Israel melakukan serangan tepat di daerah Al Mawasi dekat kota Khan Yunis di Gaza, menewaskan lebih dari 90 orang dan melukai hampir 300 lainnya, berdasarkan keterangan Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza kepada Republika.

Baca Juga

"Mesir menekankan bahwa pelanggaran yang terus berlanjut terhadap warga Palestina ini sangat mempersulit upaya yang dilakukan untuk mencapai deeskalasi dan gencatan senjata," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Kairo "mengutuk keras" serangan Israel di Al Mawasi dan mendesak Israel untuk "berhenti mengabaikan kehidupan warga sipil."

Pada 7 Oktober 2023, gerakan Palestina Hamas melancarkan serangan roket skala besar terhadap Israel dan melanggar perbatasan, menyerang lingkungan sipil dan pangkalan militer.Hampir 1.200 orang di Israel tewas dan sekitar 240 lainnya diculik dalam serangan tersebut.

Israel melancarkan serangan balasan, memerintahkan blokade total terhadap Gaza, dan memulai serangan darat ke daerah kantong Palestina itu dengan tujuan untuk melenyapkan pejuang Hamas dan menyelamatkan para sandera.

Jumlah korban tewas di Jalur Gaza telah mencapai 38.400 orang sejak Oktober 2023, sementara 88.400 orang lainnya terluka, menurut perkiraan kementerian kesehatan wilayah kantong Palestina tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement