Kamis 11 Jul 2024 16:07 WIB

Mengingat Pesan Ustadz Yazid Abdul Qadir Jawas, Beratnya Dakwah di Era Digital

Dakwah bertujuan untuk memberikan kabar baik dan buruk bagi manusia.

Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas meninggal dunia, Kamis (11/7/2024).
Foto:

Selain itu, dosa terbesar yang tak terampuni adalah munkar dan syirik yang tak lain timbul dari lemahnya rasa tauhid. "Sesudah wafatnya Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, hujjah pertama yang disampaikan khulafaurrasyidin, tabiin, para imam dan hingga sekarang oleh para dai adalah tentang tauhid. Karena dosa yang paling besar dan tidak akan diampuni sebelum orang itu benarbenar bertaubah adalah syirik," ujar dia.

Dakwah, menurut Ustadz Yazid, juga dapat mengantarkan hidayah kepada manusia serta mengeluarkan mereka dari kegelapan. Jika berkaca pada kehidupan warga Arab sebelum datangnya Nabi Muhammad diutus sebagai rasul, orang-orang yang biasa disebut kaum jahiliyah hidup dalam kegelapan, kesesatan, kebodohan, dan segala pemikiran yang salah.

Datangnya Nabi Muhammad bukan hanya membawa kaum jahiliyah keluar dari kegelapan, tapi juga mengantar mereka menuju jalan lurus. Jalan lurus, kata Ustadz Yazid adalah mengajarkan dan menanamkan bagaimana cara beribadah kepada Allah dan mentauhidkan- Nya. Penjelasan tentang definisi jalan lurus juga tercurah dalam surah Ali Imran ayat tiga yang berbunyi, "Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, ka rena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus."

Di tengah zaman yang serbamudah, setiap orang berhak menyalurkan segala pendapat mereka, mulai dari yang baik hingga buruk sekalipun, membuat batasan-batasan agama sangat diperlukan sebagai perisai dan penyaring. Selain melalui dakwah atau ceramah agama, umat Muslim juga dapat mendalami ajaran islam melalui kitab yang diturunkan Allah melalui nabi terakhirnya. Alquran memang disebut sebagai kitab penyempurna dari tiga kitab sebelumnya.

Kata-kata bersastra tinggi dalam Alquran sejatinya mengandung makna kehidupan yang dapat diaplikasikan manusia dalam kesehariannya. Namun, ironisnya, banyak orang yang justru salah jalan dan tidak dapat menyerap makna yang dikandung dalam kalam Allah tersebut. Kesalahan ini pula, yang akhirnya membawa manusia pada kesesatan yang sesungguhnya

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement