REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Limited meluncurkan Quick Win Project untuk meningkatkan layanan haji dan umrah di Arab Saudi. Dalam Quick Win Projeck ini, BPKH Limited menggarap beberapa proyek untuk meningkatkan layanan haji tahun ini.
Direktur BPKH Limited, Sidiq Haryono menjelaskan, Quick Win Project merupakan buah dari hasil Perjanjian Kerjasama (PKS) antara BPKH dengan Kementerian Agama (Kemenag). Di dalam PKS tersebut dinyatakan bahwa Kemenag dan BPKH sama-sama melakukan perjanjian kerja sama untuk menciptakan efisiensi dan menghasilkan nilai manfaat atas potensi-potensi yang bisa dilakukan oleh BPKH Limited.
Dia mengatakan, ada dua fokus utama Quick Win Project yang diluncurkan. Pertama, meningkatkan kualitas dan efisiensi akomodasi jamaah haji Indonesia. Kedua, menyediakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk konsumsi jamaah haji Indonesia.
"Quick Win project ini kemudian dalam PKS tersebut yang pertama disebutkan bahwa efisiensi bisa dilakukan dengan mengoptimalkan area-area di beberapa hotel yang bisa dikomersialkan," ujar Sidiq saat diwawancara di Makkah, baru-baru ini.
Karena itu, menurut dia, sejak sebelum musim haji dimulai pihaknya telah memetakan area-area di hotel yang ada di Makkah. Area kosong itu kemudian komersialkan oleh BPKH Limited dengan menyewakan kepada para UMKM-UMKM Indonesia.
"Sehingga kita bisa mendapatkan nilai sewa dan nilai sewa itu nantinya akan kita akui sebagai efisiensi dari komponen biaya akomodasi pelaksanaan haji tahun ini," kata Siddiq.
Seperti diketahui, Kementerian Agama (Kemenag) biasanya akan menyewa hotel-hotel jamaah haji Indonesia satu bangunan penuh. Jadi, Kemenag tidak hanya menyewa kamar, tetapi menyewa area lobby, area restoran, area parkir, dan area lainnya.
Karena satu bangunan itu miliki jamaah haji Indonesia, maka BPKH Limited memetakan area mana saja yang kemudian bisa dikomersialkan. Setelah itu, area tersebut disewakan kepada UMKM yang kebanyakan diaspora dari Indonesia. "Kalau di lobby misalnya itu bisa digunakan untuk toko-toko, toko souvernir, toko kebutuhan harian," jelas Siddiq.
Selain itu, pihaknya juga menyewakan lantai restoran di hotel tersebut. Saat meninjau ke hotel-hotel jamaah haji di Makkah, lantai restoran tersebut beberapa memang tampak diisi oleh UMKM yang menyajikan berbagai makanan khas Indonesia.
"Jadi ada dua tujuan dari itu. Selain untuk mendapatkan pendapatan dan nilai efisiensi, tujuan yang lain adalah kita ingin menghadirkan makanan khas Nusantara yang itu mungkin bisa mengobati para jamaah haji kita yang merindukan rasa makanan yang khas Nusantara," ucap Siddiq.
Lalu, Quick Win Project yang kedua, tahun ini BPKH Limited juga menyediakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk konsumsi jamaah haji Indonesia dalam bentuk bumbu. Pada musim haji tahun ini, BPKH Limited telah mengirimkan 76 ton bumbu dari Indonesia langsung ke seluruh perusahaan katering yang ada di Madinah dan di Makkah.
"Alhamdulillah kita tahun ini sudah mampu memenuhi sebesar 76 ton. Hitungan kita total kebutuhannya adalah 300 ton. Tetapi karena memang kesempatan yang ada mengingat teknikal administrasi alhamdulillah kita bisa paling tidak dari 300 kebutuhan ton kita sudah memenuhi sebesar 76 ton," kata Siddiq.
"Atau kurang lebih sebesar 25 persen TKDN bumbu itu sudah dikandungi dari Indonesia," imbuhnya.
Sedangkan, Quick Win Project yang ketiga adalah BPKH Limited memberikan layanan kepada haji berupa makanan siap saji sebanyak dua kali. Pertama, makanan siap saji tersebut didistribusikan sebelum ke Armuzna, tepatnya pada 8 Dzulhijjah 1445 Hijriyah.
Jadi, sebelum berangkat ke Armuzna, makanan siap saji tersebut dihangatkan dengan alat-alat steamer yang disiapkan di hotel-hotel jamaah. Makanan siap saji ini untuk memenuhi asupan gizi jamaah haji Indonesia yang akan melaksanakan Puncak Haji.
"Dan makanan siap saji ini kami datangkan langsung dari Indonesia dan tentunya sangat familiar taste-nya dengan khas Nusantara, karena memang diproduksi di Indonesia," ucap Siddiq.
Kedua, makanan siap saji tersebut juga didistribusikan BPKH Limited setelah Puncak Haji di Armuzna, yaitu pada 13 Dzulhijjah 1445 H. "Jadi total kurang lebih makanan siap saji yang kita datangkan dari Indonesia sebanyak 432 ribu paket untuk dua kali makan dari seluruh jamaah haji," kata Siddiq.
Jamaah haji Indonesia pun merasa puas dengan makanan siap saji yang disiapkan BPKH tersebut. Salah satu jamaah asal Jakarta, Bambang mengatakan, seluruh layanan konsumsi yang diberikan tahun ini sudah sangat baik.
Dia pun berterimakasih kepada Kementerian Agama maupun kepada BPKH yang meningkatkan layananan konsumsi jamaah haji tahun ini. "Alhamdulillah kalau makanan semuanya enak, sebelum kami berangkat maupun setelah pulang dari Armuzna," ucap Bambang saat ditemui usai melaksanakan rangkaian Puncak Haji di Armuzna pada Kamis (20/6/2024) lalu.
Hal senada juga disampaikan jamaah haji asal Maluku Kloter 27, Muhammad Ilyas. Dia juga mengaku sangat puas dengan semua layanan haji tahun ini, termasuk layanan konsumsinya. "Alhamdulillah sangat puas. Pelayanannya semuanya bagus dan makanannya enak semua," ujar Ilyas.
Saat bermalam di Mina, Ilyas juga tidak mempermasalahkan tenda-tenda yang disiapkan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi dan masyariq. Meskipun ia tidur di tenda yang sempit, ia tetap ikhlas menjalankan ibadahnya.
"Kalau menurut saya itu tantangan buat saya, itulah haji. Yang penting luruskan niat. Kalau masalah tempat tidurnya, itulah haji sebenarnya," kata Ilyas.