Sabtu 29 Jun 2024 07:27 WIB

Kaum Hadhrami, Siapakah Mereka?

Inilah sejarah ringkas kaum Hadhrami, dari Hadhramaut, Yaman.

hadramaut
Foto:

Ahmad al-Muhajir memiliki empat orang putra, yakni Ali, Hussain, Muhammad, dan Ubaidillah. Sang bungsu menyertainya hijrah dari Basrah ke Hadhramaut. Ubaidillah kemudian punya tiga orang anak, yaitu Alwi, Jadid, dan Basri. Catatan seputar keturunan Jadid dan Basri tidak terdeteksi sejak abad keenam Hijriah.

Hal itu berbeda daripada Alwi sebagai sayyid pertama yang lahir di Hadhramaut. Rekaman genealogisnya terus tercatat bahkan hingga masa kini. Jadilah sayyid keturunan Ahmad al-Muhajir disebut sebagai Ba’Alawi atau Alawiyin. Demikian dipaparkan Nourellyssa dalam memoarnya, My Journey to the Land of Love: Hadramawt-Tarim.

Di Hadhramaut, kaum sayyid menjadi kelas sosial dengan kedudukan tertinggi. Kalangan ini selalu diminta bantuannya dalam meredakan konflik antarsuku. Strata sosial di bawah mereka adalah masayekh danqabail. Masayekh terdiri atas kaum cendekiawan Muslim di luar kelompok sayyid.

Sebelum kedatangan keluarga Ahmad bin Isa, golongan ini menduduki posisi terpenting di tengah masyarakat setempat, tetapi kemudian tergantikan kaum sayyid. Sementara itu, qabail merujuk pada faksi prajurit yang siap bertempur dengan perintah kepala suku. Kaum pekerja kasar, semisal nelayan dan petani, menduduki posisi terbawah.

Meskipun secara sosial berkedudukan tinggi, kaum sayyid tidak punya kekuatan politik yang memadai. Mereka hanya dapat bertahan di sana menghindari rupa-rupa prahara, mulai dari konflik antardinasti kecil selama abad ke-13 hingga munculnya Kesultanan Kathiri pada abad ke-16 yang akhirnya dikuasai Inggris. Ketidakstabilan tersebut mendorong mereka atau Hadharim umumnya untuk merantau ke pesisir Afrika Timur dan Asia.

Menurut Abdul Hadi WM dalam Cakrawala Budaya Islam, mereka tidak hanya membawa semangat berdagang dan berinteraksi dengan penduduk-penduduk lokal, tetapi juga memperkenalkan Islam.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement