REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pasukan Keamanan Yaman mengungkap jaringan spionase besar yang dioperasikan oleh badan intelijen Amerika dan Israel, seperti yang diumumkan oleh Sanaa pada 10 Juni.
Para pejabat mengungkapkan bahwa jaringan tersebut telah aktif di berbagai institusi di Yaman sejak tahun 2015.
Kepala Badan Keamanan dan Intelijen, Mayor Jenderal Abdul Hakim Hashem Al-Khaiwani, mengatakan dalam pernyataan yang disiarkan televisi, “Jaringan yang terekspos mengumpulkan informasi penting di berbagai bidang dan melakukan operasi teknis spionase langsung atas nama badan intelijen musuh untuk memperoleh informasi. informasi rahasia dan berdaulat.” Hal tersebut diberitakan oleh Kantor Berita al-Mayadeen, hari ini.
Aparat keamanan melaporkan bahwa jaringan tersebut mengumpulkan informasi penting di berbagai sektor dan meneruskannya ke badan intelijen musuh.
Badan tersebut mengatakan bahwa pengumpulan data mempengaruhi para pengambil keputusan, menyusup ke lembaga-lembaga negara, dan merekrut pejabat di pemerintahan Yaman.
Jaringan mata-mata tersebut dikatakan bertujuan untuk mengacaukan perekonomian Yaman melalui pengumpulan informasi dan sabotase. Jaringan tersebut juga dituding merusak sektor pertanian dengan meningkatkan serangan hama hingga mendongkrak impor pertanian, sehingga meningkatkan ketergantungan Yaman pada pihak asing.
Sel Ammar Affash
Anggota "sel Ammar Affash" (kadang-kadang disebut sebagai Ammar Saleh), ditangkap pada awal Mei oleh dinas keamanan Yaman, dengan dukungan dari Kementerian Pertahanan, karena melakukan kegiatan mata-mata untuk kepentingan Barat.
Sel tersebut, yang lebih dikenal sebagai kelompok mata-mata "Force 400", dipimpin oleh Ammar Affash, seorang mata-mata yang telah lama masuk dalam daftar orang yang dicari pasukan Yaman, telah merekrut anggota-anggota ini untuk melakukan kejahatan demi kepentingan AS dan "Israel". , menurut Kantor Berita Saba Yaman .
Menurut Kantor Berita Saba , seorang pejabat keamanan menjelaskan bahwa para anggota yang ditangkap selama beberapa hari terakhir direkrut untuk bekerja mengumpulkan informasi dan memantau situs-situs milik Angkatan Bersenjata Yaman di pantai barat Republik Yaman.
Lebih lanjut, pejabat tersebut menggarisbawahi bahwa setelah Yaman mendeklarasikan peluncuran operasinya untuk mendukung rakyat Palestina dan dimulainya operasi terhadap sasaran-sasaran Israel, termasuk di Laut Merah dan Arab di tengah agresi gabungan AS-Inggris di Yaman, dinas keamanan mendeteksi peningkatan upaya intelijen oleh musuh-musuh Yaman.
Gagal menghentikan ops militer di perairan
Tak hanya mengandalkan satu cara untuk menggapai tujuan. Kalau ada cara lain yang lebih memungkinkan, maka itulah yang menjadi alternatif pilihan menggapai tujuan.
Begitulah anggapan yang menggambarkan apa yang sedang dilakukan Amerika Serikat dan Israel terhadap Yaman. Sejak eskalasi perang Gaza Palestina dan Israel memanas, Militer Houthi Yaman mendukung Gaza dengan menutup akses Laut Merah dan Teluk Aden dari kapal-kapal yang terafiliasi Amerika dan Israel. Kalau mereka berani mendekat, meskipun itu kapal induk dan militer, maka sudah pasti dibombardir Houthi.
Militer Amerika Serikat yang sudah berpengalaman perang antarbenua, ternyata kualahan menghadapi militer Houthi Yaman. Namun mereka tak habis akal. Selain operasi militer, mereka juga menggelar operasi spionase dengan mengerahkan agen-agen intelijen untuk tujuan tertentu.
Kantor Berita al-Mayadeen mengabarkan, Badan keamanan Yaman telah mempublikasikan pengakuan anggota jaringan spionase AS-Israel. Mereka mengungkapkan operasi yang bertujuan untuk melemahkan sektor ekonomi Yaman. Hal itu dilakukan dengan mengumpulkan data untuk mendukung kehadiran AS dan memajukan agendanya.
Lembaga-lembaga ekonomi yang menjadi sasaran mencakup sektor-sektor seperti perbankan, perencanaan, energi, transportasi, dan pertambangan. Badan intelijen AS dilaporkan menanyakan tentang implementasi keputusan Sanaa yang melarang mata uang baru Yaman.
Spionase ekonomi
Lihat halaman berikutnya >>>