Kamis 20 Jun 2024 08:15 WIB

Telusur Sejarah, Kaitan Habib Yaman dengan Wali Songo

Ada pertalian sejarah antara kaum habib di Yaman dengan Wali Songo.

ILUSTRASI Masjid Menara Kudus di Kudus, Jawa Tengah. Tempat ibadah ini diyakini sebagai salah satu legasi Wali Songo, yakni Sunan Kudus.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
ILUSTRASI Masjid Menara Kudus di Kudus, Jawa Tengah. Tempat ibadah ini diyakini sebagai salah satu legasi Wali Songo, yakni Sunan Kudus.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Habib adalah sebutan untuk ulama yang juga keturunan Nabi Muhammad SAW. Banyak habib atau habaib berasal dari Hadhramaut (Yaman).

Profil Hadhramaut sebagai “negeri habaib” bermula sejak masa Kekhalifahan Bani Abbasiyah. Daulah Islam yang berpusat di Baghdad (Irak) itu pada abad kesembilan hingga awal abad ke-10 M kerap dirundung krisis politik dan bahkan konflik berdarah.

Baca Juga

Ketika Bani Abbasiyah dipimpin de jure oleh Muqtadir Billah, di Basrah (Irak) terdapat seorang habib bernama Ahmad. Ia adalah keturunan Rasulullah SAW dari jalur Husain bin Ali bin Abi Thalib.

Saat diangkat menjadi khalifah, usia Muqtadir Billah masih muda sekali, yakni 13 tahun. Perdana menterinya yang bernama Abbas bin Hasan lantas bersekongkol dengan sejumlah elite istana untuk menjungkalkan raja ini dari kursi kekuasaan.

Namun, Muqtadir bertindak keras. Tidak hanya menghukum mati para pemberontak, ia juga memenjarakan banyak ulama yang dituding terlibat rencana penggulingan kekuasaan. Alhasil, situasi Irak pada umumnya menjadi tidak stabil.

Untuk menghindari kekacauan itu, Ahmad pun hijrah ke Hadhramaut bersama dengan keluarga dan para pengikutnya. Karena itulah, sesampainya di kota Yaman tersebut, dirinya digelari sebagai Ahmad al-Muhajir, yakni ‘Syekh Ahmad, ulama yang telah berhijrah.’

Seperti apa kaitan habaib Hadhramaut dengan Indonesia?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement