Rabu 26 Jun 2024 04:15 WIB

Sejarah Singkat Islam di Tajikistan: Dari Masuknya Islam Hingga Larangan Jilbab

Kampanye anti-agama mengemuka dari tahun 1920 hingga akhir 1930-an.

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Ani Nursalikah
Masjid terbesar di Asia Tengah telah dibangun di Dushanbe, Tajikistan.
Foto:

Kampanye anti-agama mengemuka dari tahun 1920 hingga akhir 1930-an sebagai bagian propaganda komunisme secara keseluruhan. Saat itu, ribuan pemuka Muslim terbunuh dan kehidupan beragama diawasi dengan ketat oleh pemerintah.

Namun, setelah invasi Jerman ke Uni Soviet tahun 1941, kebijakan terhadap Islam menjadi lebih moderat. Salah satu perubahan itu yakni diaktifkannya lagi Dewan Muslim Asia Tengah setelah lembaga ini sebelumnya dibekukan oleh Kremlin. Pada awal tahun 60-an, rezim Nikita Khrushchev kembali meningkatkan eskalasi propaganda anti-Islam.

BACA JUGA: Tak Cuma Tajikistan, Ini Daftar Negara Mayoritas Muslim yang Larang Hijab

Hal itu kemudian berlanjut hingga tahun 1970-an dan 1980-an. Para pemimpin Kremlin silih berganti menyerukan perlunya pembaruan upaya untuk memerangi agama, khususnya Islam. Upaya tersebut meliputi: pengalihan fungsi masjid guna keperluan sekular, pemaksaan untuk meninggalkan identitas, tradisi dan cara pandang Islam, dan peningkatan propaganda bahwa Islam adalah agama terbelakang.

Serangan bersenjata terhadap umat Islam mulai merebak tahun 1979 seiring kampanye militer Soviet ke Afganistan serta munculnya gerakan perlawanan di sejumlah negara Asia Tengah. Konflik terus berlanjut hingga setelah runtuhnya rezim komunis Soviet.

Akhir tahun 1989, rezim Gorbachev berusaha meningkatkan toleransi antar-umat beragama. Kebijakan ini kontan disambut gembira oleh umat agama-agama. Kegiatan religius pun meningkat. Sejumlah masjid baru dibuka. Para juru dakwah dapat memulai lagi aktivitasnya dan mulai menyebar ke seantero negeri.

photo
INFOGRAFIS Cara hijab yang benar - (dok republika ali imron)

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement